PEMALANG, iNews.id - Indonesiaa sedang mengkaji pelarangan ekspor bauxite.
Hal itu disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia usai pertemuan Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20 di Alila Hotel pukul 11.30 WIB.
"Bauxite saya belum bisa menentukan bulannya , baru kami kaji sekarang, tapi tahun ini (2022) rencananya,"tuturnya.
Selain bauxite, Bahlil menegaskan, Indonesia juga akan melarang adanya ekspor timah.
adapun larangan yang dimaksud adalah ekspor bahan mentah karena saat ini Indonesia merupakan negara penghasil timah terbesar nomor 2 setelah China.
"Ekspor tersebut nantinya akan dilakukan jika Indonesia telah menerapkan hilirisasi (pengolahan timah mentah ke baku) untuk meningkatkan angka jual yang lebih tinggi," jelasnya.
Bahlil menambahkan, untuk ekspor timah, Indonesia baru melakukan hilirisasi tidak lebih dari 5%.
"Jadi saat ini,berapa kehilangan yang akan terjadi di negara ini,"paparnya.
Menurut Bahlil, bukan hanya untuk meningkatkan nilai jual, rencana hilirisasi juga untuk menjaga alam dari banyaknya penambangan liar.
"Kami mengelola agar terwujudnya industri ramah lingkungan memakai energi terbarukan,"ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Bahlil mengatakan, G20 ini juga sebagai peluang yang baik untuk mengkomunikasikan tentang harga diri Indonesia yang sedang diperjuangkan dengan menghentikan ekspor nikel, bauxite, dan timah.
"Kami saja belum cukup ngapain ekspor silahkan (orang asing) investasi di Indonesia,"ujar kepala BKPM itu.
Meski menerapkan berbagai larangan ekspor, Bahlil mengatakan, pihaknya tidak melarang investor mengembangkan industri di Indonesia.
"Kalau mau bangun industri (investor) silahkan. Tapi jangan ambil bahan baku di Indonesia,"tuturnya.
Editor : Anila Dwi
Artikel Terkait