PEMALANG, iNews.id - Keraton Kasunanan menggelar tradisi wilujengan atau selamatan untuk memohon kelancaran dan keselamatan agar acara Forum Trade Investment and Industry Working Group (TIIWG) Group of Twenty (G20) berjalan sukses.
Acara wilujengan digelar di Sasana Andrawina, Senin (4/7/2022) pukul 16.00 hingga 18.00 WIB.
Wilujengan diikuti oleh para abdi dalem, perwakilan panitia G20, keluarga dalem dan sejumlah perwakilan Kementrian Republik Indonesia (RI).
Acara dimulai dengan doa bersama yang dipimpin ulama Keraton Kasunanan dan didampingi Pengageng Parentah Keraton Solo KGPH Dipokusumo.
"Mendoakan agar acara G20 terutama saat welcoming dinner yang diselenggarakan di Sasana Andrawina Keraton Kasunanan ini berjalan dengan lancar," kata Gusti Dipo kepada iNews.
Usai doa bersama, acara dilanjutkan dengan membagikan Sega Gurih (nasi gurih) yang ditempatkan pada takir kepada para tamu dan peserta wilujengan.
Adapun isi dari takir selamatan tersebut yakni nasi gurih, kedelai hitam yang digoreng kering, suwiran ayam, rambak kulit, serta potongan pisang.
Sesudah acara selamatan, Gusti Dipo juga menjelaskan kepada awak media tentang kuliner tradisional yang bakal disajikan untuk menjamu para delegasi dan tamu TIIWG G20.
Untuk diketahui, para delegasi dikabarkan mulai tiba di Indonesia, Selasa, (5/7/2022).
"Ada beberapa hidangan yang telah direncanakan oleh keraton dan panitia," kata Gusti Dipo.
Menurut dia, menu hidangan yang disajikan pada dasarnya mirip dengan menu ala Eropa, namun dimodifikasi sedemikian rupa dan rasa agar cocok dengan cita rasa ala Jawa.
Adapun makanan yang disiapkan di antaranya ada setup makaroni dan bestik galantin.
Kedua makanan tersebut menurut Dipo menjadi main course yang disajikan bagi para delegasi dan tamu.
Tak hanya setup makaroni dan bestik galantin, Gusti Dipo menuturkan, ada juga sajian roti kecik yaitu camilan sejenis roti yang berbentuk stick berukuran sekitar 3-4 cm bercita rasa manis gurih.
Kemudian, sambung dia, ada ketan biru yang merupakan sajian khas Keraton Solo.
"Ketan sendiri memiliki tekstur lengket, sehingga ndiklaim mempunyai makna filosofis dapat merekatkan persaudaraan," ujarnya.
Lebih lanjut, Gusti Dipo mengatakan, Keraton Kasunanan juga menyajikan apem atau appam yang terbuat dari tepung beras dicampur telur, santan, dan gula.
Sementara itu, Pengageng Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri R.Ay. Febri Dipokusumo menambahkan ada sajian nasi gunung sari, sate pentul, dan dendeng age.
Febri mengatakan, nasi gunung sari merupakan tumpeng ciri khas Indonesia.
Sedangkan sate pentul dan dendeng age adalah lauk yang hanya disajikan delapan tahun sekali pada saat adang Dal untuk dimakan bersama nasi yang dimasak oleh sinuwun.
"Untuk makanan penutup, keraton akan menyajikan ada wedang ronde yang diakui menjadi wujud akulturasi budaya Jawa-Tiongkok," imbuhnya.
Selanjutnya, untuk dessert alias hidangan penutup, Febri mengatakan, Keraton Kasunanan akan menyajikan coklat truffle dan prol kopyor.
Editor : Anila Dwi
Artikel Terkait