NEWYORK, iNewsPemalang.id - Seorang atlet Mix Martial Art (MMA), Sean Tobin tak menyangka akan menerima kenyataan pahit. Paru-paru dia harus dipotong lantaran bermunculan bintik hitam akibat sering mengisap vape.
Dia mengaku sudah mengisap vape sejak remaja sampai pada usia sekarang telah menginjak 20 tahun. Mengetahui kondisi kesehatan dirinya yang tidak baik, dia pun harus menerima menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya.
Dikutip dari New York Post, Tobin mengaku takut dengan kondisinya saat ini karena telah melakukan hal bodoh terhadap dirinya sendiri.
“Hal ini sangat menakutkan. Saya seperti melakukan hal bodoh kepada diri saya sendiri,” kata Tobin.
“Bertahun-tahun saya tidak menjaga paru-paru saya dengan baik, sebagaimana yang harus dilakukan,” imbuhnya.
Dia mengatakan, hobinya mengisap vape itu sudaj sejak masih remaja. Sehingga pada puncaknya dia pun mulai merasa kecanduan dan akhirnya dapat mengkonsumsi 5000 puff per minggunya.
“Vape tidak pernah tertinggal di tanganku. Itu sudah menjadi kebiasaan,” katanya.
Tanpa disadari, bahkan tak pernah terpikir oleh dirinya jika kebiasaannya mengisap vape akan menimbulkan dampak yang buruk, bahkan bagi masa depan karirnya sebagai atlet kebugaran.
Setiap kali ingin melakukan aktivitasnya, dia mengaku merasa tubuhnya seperti tertusuk. Awalnya dia hanya mengira terkena pneumonia, sehingga memberanikan diri untuk datang ke fasilitas kesehatan untuk dilakukan pengecekan.
Ketika da mengetetahui hasil rontgen dokter, dia pun terkejut. Hasil rontgen menunjukan tingkat kerusakan paru-paru di tubuhnya sudah parah karena disebabkan oleh vaping.
“Dokter radiologi membacakan hasil rontgen saya, dan mereka menyatakan bahwa paru-paru saya kolaps, sehingga harus dipindahkan ke rumah sakit ConCord New Hampshire karena kerusakan paru-paru yang terjadi disebabkan oleh vaping,” jelas dia.
Kemudian, dokter pun melakukan tindakan operasi dirinya karena didalam paru-parunya telah terjadi endapan karbon.
Tobin baru bisa keluar dari rumah sakit pada 27 Juli dengan masa pemulihan selama satu bulan sebelum dirinya dapat kembali menjalani aktivitasnya secara normal.
Editor : Aryanto
Artikel Terkait