YOGYAKARTA, iNewsPemalang.id — Warganet Yogyakarta ramai membicarakan penampakan awan berwarna-warni yang menghiasi langit pada Sabtu sore. Foto-foto fenomena tersebut beredar luas di media sosial, memunculkan beragam komentar dan spekulasi. Banyak yang menyebutnya sebagai "awan pelangi" dan menganggapnya sebagai peristiwa langka.
Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa fenomena itu merupakan kejadian alam yang wajar dan dikenal secara ilmiah sebagai cloud iridescence atau awan iridesen.
“Cahaya berwarna-warni pada awan tersebut merupakan fenomena optik alami akibat pembelokan cahaya Matahari oleh partikel air atau kristal es berukuran sangat kecil di dalam awan,” jelas Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta, Sabtu (1/11).
Apa Itu Cloud Iridescence?
Cloud iridescence adalah fenomena optik ketika awan menampilkan gradasi warna lembut seperti pelangi—biasanya berwarna merah muda, hijau, biru, dan ungu. Warna-warna ini muncul akibat difraksi cahaya, yaitu proses ketika cahaya Matahari (atau Bulan) dibelokkan oleh partikel awan berukuran hampir seragam.
Fenomena ini paling sering terlihat pada awan tipis yang baru terbentuk, terutama jenis altocumulus, cirrocumulus, atau lenticularis. Menurut BMKG, awan iridesen umumnya tampak di sekitar posisi Matahari dengan jarak sudut antara 10 hingga 40 derajat.
Muncul di Waktu Tertentu
Awan pelangi ini paling mudah diamati pada pagi atau sore hari, ketika posisi Matahari rendah di cakrawala. Pada saat itu, sudut cahaya menciptakan warna-warna pastel yang lebih jelas dan memukau.
Selain itu, kondisi cuaca juga berperan penting. “Fenomena iridesensi biasanya muncul saat udara cukup kering dengan suhu hangat, yang memungkinkan pembentukan awan tipis di lapisan atas atmosfer,” tambah BMKG.
Fenomena Biasa, Tapi Tetap Menakjubkan
Meski terlihat memesona, BMKG menegaskan bahwa cloud iridescence bukanlah pertanda cuaca ekstrem atau bencana alam. Kejadian ini merupakan bagian dari dinamika atmosfer yang biasa terjadi, hanya saja tidak selalu mudah diamati karena membutuhkan kondisi cahaya dan awan yang sangat spesifik.
Fenomena serupa juga beberapa kali muncul di berbagai daerah Indonesia, termasuk Bali, Bandung, dan Makassar, dalam beberapa tahun terakhir. Namun, setiap kemunculannya tetap berhasil menarik perhatian publik karena keindahan warna yang muncul alami di langit.
Editor : Aryanto
Artikel Terkait
