PURBALINGGA, iNewsPurbalingga.id – Kabar menggembirakan sekaligus membanggakan datang dari Tanah Kelahiran Jenderal Soedirman. Dua putra terbaik Purbalingga kembali menorehkan prestasi gemilang di tingkat internasional. Mereka adalah Nabhan Hamdani, Lc. dan Rifqy Syafiuddin Abdillah, Lc., yang baru saja menyelesaikan pendidikan strata satu di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir — salah satu universitas Islam tertua dan paling prestisius di dunia.
Lulus Cepat, Nabhan Buktikan Ketekunan dan Kecerdasan
Nabhan Hamdani menamatkan studi di Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Syariah Islamiyah hanya dalam waktu 3,5 tahun (2022–2025) — sebuah capaian luar biasa di tengah padatnya kurikulum Al-Azhar. Putra pasangan Dedi Priyantoro (guru MTs Muhammadiyah 06 Purbalingga sekaligus Pimpinan Ponpes Al-Hikmah Limbangan) dan Uswatun Hasanah (Kepala PAUD Terpadu Al-Hikmah Limbangan) ini lahir pada 3 Mei 2002.
Latar belakang pesantren mengakar kuat dalam dirinya. Sejak MTs hingga MA, Nabhan menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Baitussalam Mijen, Semarang. Kini, ia bertekad melanjutkan studi magister di Al-Azhar dan mengabdikan diri sebagai pendidik serta pendakwah.
Dengan penuh kerendahan hati, sang ayah menyampaikan rasa syukurnya.
“Kami sekeluarga hanya bisa bersyukur. Semua ini bukan karena kami, tapi karena Allah memberi jalan. Tugas kami hanya mendampingi dan mendoakan,” ujar Dedi, dengan nada haru.
Rifqy, Si Tekun yang Tak Lelah Mengejar Ilmu
Sementara itu, Rifqy Syafiuddin Abdillah juga menorehkan prestasi serupa di Fakultas Syariah wal Qonun, Jurusan Syariah Islamiyah Universitas Al-Azhar. Lahir pada 10 Februari 2002, Rifqy merupakan putra Agus Musalim (Kepala KUA Kecamatan Kemangkon sekaligus Ketua APRI Kabupaten Purbalingga) dan Siti Zubaidah.
Rifqy dikenal sebagai sosok yang tekun, disiplin, dan rendah hati. Ia merupakan alumni Ponpes Al-Hikmah 2 Benda, Sirampog, Brebes, tempat ia menimba ilmu sejak MTs hingga MA.
Menempuh studi di Mesir sejak akhir 2021, Rifqy resmi diwisuda pada 4 November 2025. Ke depan, ia bertekad melanjutkan studi magister di Indonesia dan berkontribusi di dunia akademik serta dakwah.
Ayahnya, Agus Musalim, tak kuasa menyembunyikan rasa bangganya.
“Rifqy membuktikan bahwa kesungguhan dan kesabaran itu kunci. Saya berharap ilmunya kelak menjadi penerang bagi masyarakat, bukan sekadar kebanggaan keluarga,” tuturnya penuh harap.
Editor : Aryanto
Artikel Terkait
