PemalangiNews.id - Imunisasi merupakan perlindungan primer bagi bayi dan anak-anak terhadap berbagai penyakit yang membahayakan tumbuh kembangnya.
Namun, di masa pandemi Covid-19, banyak orangtua merasa ragu membawa anaknya untuk mendapatkan imunisasi ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes).
Khawatir untuk meninggalkan rumah, terbatasnya transportasi, kesulitan ekonomi, physical distancing, hingga takut tertular virus menjadi beberapa alasannya.
Padahal, imunisasi anak yang dilakukan tepat waktu sangat penting dilakukan agar anak tetap sehat dan lebih kebal dari penularan berbagai penyakit.
Terkait hal itu, konsultan respirologi anak, Prof. Dr. Cissy B. Kartasasmita, Msc, PhD, Sp. A(K) menjelaskan, imunisasi tetap aman dilakukan selama protokol kesehatan dipatuhi.
Lebih lanjut, Cissy menjelaskan, jadwal imunisasi anak idealnya tidak terganggu selama pandemi. Menurutnya, imunisasi sebaiknya dilakukan sesuai jadwal untuk menghindari kemungkinan infeksi pada anak di sela jangka waktu tersebut.
"Imunisasi seyogyanya tidak diundur, dilakukan sesuai jadwal," kata Cissy.
Jenis dan jadwal imunisasi
Adapun jenis-jenis imunisasi wajib yang direkomendasikan untuk anak-anak, yaitu:
- Segera setelah lahir Hepatitis B dan Polio
- Bayi berusia 1 bulan: BCG
- Bayi berusia 2 bulan: DPT-HiB-HepB + Polio
- Bayi berusia 3 bulan: DPT-HiB-HepB + Polio
- Bayi berusia 4 bulan: DPT-HiB-HepB + Polio
- Bayi berusia 9 bulan: MR1 (campak rubella)
- Bayi berusia 18 bulan: DPT-HiB-HepB 4+ Polio + MR2
Sementara itu, jenis imunisasi tambahan yang juga penting untuk dilakukan, yakni: (belum disediakan oleh pemerintah)
- Bayi usia 2 bulan: PCV1 + Rotavirus 1
- Bayi usia 4 bulan:PCV2 + Rotavirus 2
- Bayi usia 6 bulan: PCV3 + Rotavirus 3 + Influenza 1
- Bayi usia 7 bulan: Influenza 2
- Bayi usia 12 bulan: Cacar air + Japanesse Ensefalitis
- Bayi usia 15-18 bulan: MMR + PCV4
Tips aman imunisasi anak
Supaya imunisasi anak berjalan lancar dan aman selama pandemi, ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan.
Berikut penjelasannya dari Sekretaris III Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Catherine M Sambo, dilansir dari Kompas.com, Kamis (4/6/2020).
1. Riwayat kontak
Sebelum pergi imunisasi perhatikan terlebih dahulu riwayat kontak anak dan orangtua. Jika kamu atau anak sakit atau memiliki riwayat kontak serta bepergian dari area epidemik, sebaiknya imunisasi ditunda.
2. Rencana imunisasi
Selanjutnya, rencanakan jadwal kunjungan dengan membuat janji dengan faskes terlebih dahulu. Kemudian datang sesuai jadwal yang dijanjikan.
Pilih faskes yang memiliki tempat cukup luas, bersih, memiliki pelayanan lengkap, serta menerapkan protokol kesehatan.
3. Jumlah pengantar
Tidak perlu terlalu banyak anggota keluarga yang ikut mengantar anak imunisasi. Batasi jumlah pengantar dan pastikan semuanya sehat.
Misalnya, cukup kamu dan anak yang pergi untuk imunisasi. Selain itu, jangan lupa juga membawa buku imunisasi.
4. Prinsip pencegahan penularan
Kamu dan pengantar lain harus memperhatikan prinsip pencegahan penularan Covid-19. Caranya dengan tetap memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
Pastikan petugas yang memberikan vaksin mencuci tangan, mengenakan masker. Lebih baik lagi jika menggunakan face shield.
5. Jangan langsung pulang
Jangan langsung pulang setelah imunisasi. Sebaiknya kamu menunggu 30 menit di tempat imunisasi untuk memastikan apakah anak mengalami efek samping atau tidak. Jika tidak ada gejala apa-apa setelah 30 menit, segera pulang.
Mengingat situasi yang tidak menentu akibat pandemi, jadwal imunisasi pun dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Misalnya, tempat tinggal kamu masuk ke daftar zona merah penularan Covid-19.
Jika situasi belum kondusif, pemberian imunisasi bisa ditunda. Akan tetapi, usahakan agar imunisasi segera dilakukan ketika kondisi sudah memungkinkan.
Apabila ada jadwal imunisasi yang terlewat, segera konsultasikan ke dokter untuk penjadwalan ulang imunisasi.
Editor : Anila Dwi
Artikel Terkait