PEMALANG, iNews.id - Sekolah virtual menjadi salah satu program Dinas Pendidikan Jawa Tengah (Jateng) untuk mengatasi masalah zonasi bagi siswa yang di kecamatannya tidak ada sekolah negeri.
Namun ternyata, sekolah virtual tersebut menuai protes dari sejumlah orang tua siswa.
Salah seorang wali siswa, Permata Nanda Afis misalnya, ia mempertanyakan mutu pendidikan karena tidak adanya forum sekolah yang memberikan informasi atau review tentang sekolah virtual.
"Tidak ada forum sekolah, lalu bagaimana jaminan terkait kesetaraan mutu pendidikan kelas virtual maupun non virtual," kata Permata saat ditemui iNews di Kecamatan Pasar Kliwon, Selasa (5/7/2022).
Selain itu, Permata menilai, pedoman yang diberikan untuk sekolah virtual ini terlalu teoritis.
"Usia SMA menuju ke 17 tahun masa mencari jati diri kalau sekolah bisa lewat organisasi sosialisasi ekstrakulikuler, OSIS, MPK, MOS lalu kalau virtual bagaimana untuk kepercayaan dirinya," imbuhnya.
Alih-alih memberi ruang bagi siswa untuk mengatur waktu, bagi Permata, jam pembelajaran yang tidak terikat membuat anak terdidik tidak disiplin.
"Ya memang harus ada peran orang tua tapi peran guru apa?," imbuhnya.
Meski banyak menuai protes, Permata tetap berencana melanjutkan pendaftaran sekolah virtual.
Editor : Anila Dwi