get app
inews
Aa Read Next : Memilukan, Bocah SD Umur 10 Tahun Meninggal Dunia karena HIV/AIDS

Bocah SD Meninggal Diduga Depresi Usai Dibully Temannya, Sampai Dipaksa Setubuhi Kucing

Kamis, 21 Juli 2022 | 17:45 WIB
header img
Bocah SD meninggal diduga depresi usai dibully dan dipaksa menyetubuhi kucing oleh temannya. Foto: rawpixel.com

PEMALANG, iNews.id – Seorang bocah SD berusia 11 tahun di Kabupaten Tasikmalaya meninggal dunia pada Minggu (17/7/2022) karena kondisi kesehatannya memburuk usai dibully oleh teman – temannya.

Menurut dokter RSUD SMC Tasikmalaya, bocah malang itu mengalami peradangan otak akibat suspect typhoid dan selopati, serta suspect episode depresi. Suspect episode depresi sendiri adalah kondisi dimana seseorang diduga mengalami gejala depresi.

Sebelumnya, anak berusia 11 tahun itu diduga dipaksa oleh teman – temannya untuk menyetubuhi kucing sembari direkam. Tak hanya itu, video rekaman itupun akhirnya disebarluaskan oleh temannya di media sosial.

Menurut pengakuan dari ibu korban, anaknya yang masih duduk di bangku SD itu juga kerap dipukuli oleh teman – temanya saat bermain. “Korban mengaku suka dipukul oleh temannya hingga dipaksa begituan (menyetubui kucing),” tutur sang ibu korban kepada wartawan, dikutip dari jabar.inews.id pada Rabu (20/7/2022).

Sejak video perundungan tak senonoh itu tersebar, korban menjadi anak yang pemurung dan suka melamun, hingga tidak mau makan dan minum dengan alasan sakit tenggorokan. Akibatnya, kesehatan korban memburuk sehingga harus dibawa ke rumah sakit. Bocah SD malang itupun akhirnya meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit.

“Anak saya menjadi malu hingga tak mau makan dan minum. Dia terus melamun dan sakit. Kemudian dibawa ke rumah sakit dan akhirnya meninggal saat dirawat,” ungkap sang ibu kandung. Korban kini telah dimakamkan di tempat pemakaman umum yang berlokasi tak jauh dari rumahnya.

Kejadian perundungan atau bullying ini telah dikonfirmasi oleh Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto.

"Betul kang, sesuai keterangan keluarga korban, anak 11 tahun ini dibully sampai depresi kemudian meninggal di rumah sakit," ucap Ato Rinanto

KPAID dengan pihak kepolisian dari Polsek Singaparna telah mengunjungi rumah keluarga korban untuk memberi pendampingan psikis kepada keluarga korban.

Ato Rinanto menyatakan bahwa peristiwa ini nantinya akan diproses melalui jalur hukum agar kejadian serupa tak terulang kembali.

Editor : Abdul Kadir

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut