PEMALANG, iNews.id - Sosok Kholidin mencuri perhatian seiring bidikan anak panahnya yang melesat mencapai target emas di ASEAN Paragames Solo 2022.
Kholidin menyumbang 1 emas lewat nomor recurve ganda putra bersama Setiawan, 1 perak lewat nomor recurve ganda campuran bersama Mahda Aulia, dan 1 perunggu di nomor recurve individu putra.
Selain sumbangsih medali, Kholidin juga memiliki gaya unik saat menarik tali busur yang menjadi senjata rahasianya. Ia menarik tali busur dengan kekuatan gigi dan rahangnya.
"Karena saya beda, menggunakan gigi, kalau latihan sehari-hari itu terasa ngilu, pegal, dan sakit. Tapi saya lakukan itu semua untuk indonesia," ujar Kholidin yang berlatih keras sejak Januari tahun ini.
"Namun, enggak ada trik khusus untuk memanah menggunakan gigi. Cuma memang butuh kesabaran, keuletan dan harus bisa menahan rasa sakit yang seperti mengunyah kacang satu kuintal.
Setiap hari, habis latihan, saya kesakitan dan langsung mendapat terapi," tambahnya.
Aksi memanah menggunakan gigi itu dilakukan Kholidin bukan karena ingin terlihat keren atau unik semata.
Teknik itu dia temukan setelah kehilangan salah satu tangannya akibat kecelakaan jatuh dari pohon kelapa setinggi 9 meter pada 2017 silam. Sebelumnya, Kholidin memang sudah hobi memanah ketika kecelakaan itu belum terjadi.
"Setelah kecelakaan dan operasi, dua hari kemudian boleh pulang dari rumah sakit. Tapi ketika seminggu kontrol, ternyata ada infeksi dan harus diamputasi," aku Kholidin.
"Namun dari situ, saya tetap optimis karena musibah Allah saya anggap sebagai ujian untuk latihan sabar dan ikhlas. Saya yakin itu rencana Allah karena buktinya saya bisa sampai di sini (ASEAN Paragames 2022)," tambahnya.
Menariknya, dibalik keterbatasan itu, Kholidin tidak hanya menggantungkan hidup dengan menjadi atlet panahan. Dia mengaku masih aktif berjualan bubur ayam yang gerobaknya diberi nama "Bang Udin' di sekitaran Jalan MH Thamrin, Jakarta, sembari menyempatkan diri untuk melatih panahan.
"Ketika tidak ada kompetisi, saya punya usaha bubur ayam yang sekarang sedang dibantu oleh adik dan abang ipar saya. Biasanya kalau pagi dagang dulu, kemudian siangnya latihan sambil mengajar memanah sekitar 2-3 kali per minggu," tutup pria berusia 45 tahun itu.
Editor : Anila Dwi