Pemalang, iNews.id - Seorang pengusaha kuliner bernama Bakti Yuliani tak segan - segan membagikan tata cara pengolahan keripik tempe buatannya yang diberi nama Keripik Tempe Bulat Sindang. Ibu paruh baya tersebut merupakah salah seorang warga Desa Jebet Utara, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang.
Sebelumnya, ia merupakan seorang sales teh yang merantau ke Kabupaten Tegal. Namun, karena terinspirasi dari seorang penjual keripik, ia akhirnya keluar dari pekerjaannya dan fokus memulai usaha di bidang kuliner, khususnya pembuatan keripik tempe.
Bu Bakti mengaku dirinya sempat mengalami kegagalan dalam melakukan percobaan pembuatan keripik. Namun dengan tekad yang kuat, ia akhirnya menemukan resepnya sendiri dan mampu menjual puluhan bungkus keripik tempe dalam sehari.
Dengan keberhasilannya tersebut, Bu Bakti tak merasa keberatan untuk menunjukkan proses pembuatan Keripik Tempe Sindang buatannya.
Proses pembuatan keripik tempenya pun cukup rumit. Dimulai dari bahan baku kedelai yang difermentasi menggunakan tepung tapioka. Hal ini pula yang menjadi pembeda antara keripik tempe buatan Bu Bakti dengan lainnya.
"Jadi memang lumayan ribet sih prosesnya, makanya hasilnya enak," ucapnya dengan terkekeh.
Dalam melakukan fermentasi, Bu Bakti menyimpan kedelai dan tepung tapioka pada sebuah bungkus plastik yang diberi beberapa lubang sebagai sarana keluar masuknya udara. Setelah itu, bungkus plastik tersebut kemudian diikat dengan kencang dan dipastikan tidak ada ruang yang kosong.
Masa fermentasi berlangsung selama dua hari. Kemudian, kedelai yang sudah jadi dipotong - potong membentuk lingkaran sempurna menggunakan alat pemotong manual.
Setelah itu, tempe yang sudah dipotong pun dimasukkan ke dalam wajan berisi minyak panas selamana 5-10 menit.
Menurut Bu Bakti, dalam menggoreng keripik tempe dianjurkan untuk menggunakan minyak goreng premium agar keripik berwarna putih segar dan lebih renyah. Sedangkan jika menggunakan minyak biasa, hasil penggorenganya pun akan terlihat menghitam.
"Kalau minyak biasa biasanya item, kalau ini kan putih terus renyah," ungkapnya.
Usai digoreng, keripik kemudian ditiriskan dan dimasukkan ke plastik packing. Keripik Tempe Bulat Sindang ini mampu bertahan hingga 2 bulan di suhu ruangan.
Bu Bakti sendiri mengemas keripik - keripik tersebut dalam beberapa ukuran. Diantaranya ukuran 100 gram, 250 gram dan ukuran ekonomis yang dititipkan di warung - warung kelontong.
Bukan hanya itu, berkat ketelatenannya ia berhasil mempunyai dua karyawan dan sukses memasarkan produknya di kancah lokal maupun luar daerah.
Editor : Lazarus Sandya Wella