get app
inews
Aa Read Next : Potret Ojek Perahu di Kali Elon Pemalang

Tergerus Zaman, Pembuat Keranjang Bambu di Pemalang Kini Tinggal Segelintir Orang

Jum'at, 02 Desember 2022 | 22:30 WIB
header img
Damiri, seorang pengrajin anyaman keranjang bambu di Pemalang yang masih bertahan hingga saat ini. Foto: Istimewa

PEMALANG, iNews.id - Masyarakat Dusun Kauman RT. 01 RW. 02 Desa Taman, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang hingga saat ini masih menjadi pengrajin anyaman pembuat keranjang bambu.

Keranjang bambu oleh masyarakat Indonesia telah ratusan tahun silam digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, salah satunya untuk mengangkut hasil bumi seperti padi, jagung, buah dan sebagainya. 

Namun demikian, selaras kemajuan zaman, keranjang bambu hampir punah dan jarang dijumpai di tengah-tengah masyarakat. Bahkan, saat ini untuk mengangkut hasil panen sawah, kebun atau ladang para petani cenderung sudah menggunakan perkakas atau peralatan bahkan kendaraan modern.

Meski saat ini keranjang bambu sudah jarang digunakan oleh masyrakat, namun bagi Damiri, warga Dusun Kauman RT. 01 RW. 02 Desa Taman, membuat keranjang bambu sudan menjadi pekerjaannya yang hampir 40 tahun sudah ia tekuni.

Ditemui tim iNewsPemalang di kediamannya, Damiri mengatakan, sudah puluhan tahun hampir semua warga di desa itu berprofesi sebagai pengrajin anyaman bambu yang salah satunya membuat keranjang. 

"Sudah puluhan tahun di desa ini warganya sebagai pengrajin anyaman bambu membuat keranjang," kata Damiri di kediamannya pada Jum'at 2 Desember 2022.

Namun, menurutnya kini hanya tersisa lima orang pengrajian keranjang bambu, yaitu dirinya, dan tetangganya yang saat ini masih tetap menekuni membuat keranjang bambu. 

"Dulu banyak mas yang membuat kerajinan disini tapi karena orangnya sudah pada meninggal dan tidak diteruskan oleh anaknya jadi tinggal sedikit yang masih aktif bekerja jadi perajinan bambu disini mas," jelasnya.

"Dalam satu hari saya bisa membuat sebanyak 7 buah keranjang bambu, tetapi tidak setiap hari saya membuatnya. Kadang-kadang seminggu sekali baru ada," imbuhnya.

Damiri menuturkan, dari satu keranjang bambu atau yang biasa disebut lento oleh masyarakat setempat, dirinya menjual dengan harga Rp 50 rihu. 

"Harga menyesuaikan dengan ukuran. Artinya jika ukuran lebih besar harganya bisa lebih tinggi," pungkasnya.

Editor : Aryanto

Follow Berita iNews Pemalang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut