PEMALANG, iNews.id - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kabupaten Pemalang membentuk pengkaderan nelayan dan kesatuan perempuan pesisir Indonesia (KPPI).
Pembentukan kader nelayan dan dan perempuan pesisir Indonesia dilakukan oleh DPD KNTI Pemalang untuk memperkuat kelembagaan nelayan dan perempuan pesisir di wilayah Pemalang, di Desa Asemdoyong RT. 045 RW. 009, Kecamatan Taman, Pemalang, Minggu (8/1/2023).
Ketua DPD KNTI Kabupaten Pemalang Suritno menyebut, lewat kelembagaan organisasi perempuan seperti KPPI, diharapkan perempuan-perempuan di pesisir bisa mewujudkan apa yang menjadi cita-cita bersama tentang kesejahteraan yang adil.
"Kesejahteraan yang adil disini mencakup arti yang luas, baik adil secara ekonomi, adil secara politik dan adil secara sosial," kata Suritno.
Menurut Suritno, selama ini perempuan pesisir dalam pemenuhan ekonomi, sosial, khususnya oleh perempuan masih dianggap sebagai kerja-kerja yang bersifat sekedar membantu suami dirumah.
"Masih dianggap sebagai sebuah kewajiban seorang perempuan terhadap suaminya saja," paparnya.
"Dampaknya, hak-hak dan perlindungan terhadap mereka tidak terpenuhi, termasuk upaya untuk melakukan pemberdayaan para perempuan pesisir," imbuh Suritno.
Sehingga secara politik, kata Suritno, perempuan-perempuan pesisir harus memiliki kesadaran yang cerdas, dan komitmen yang kuat, serta terorganisir sebagai satu kekuatan bersama melalui organisasi perempuan pesisir.
Lebih lanjut Suritno mengatakan, dengan adanya pengkaderan semacam ini, perempuan pesisir ikut berorganisasi untuk memperjuangkan kepentingan masa depannya. Diharapkan kedepannya akan lebih maju dan lebih baik.
"Kita berupaya adanya perubahan kebijakan yang menjamin kesejahteraan nelayan tradisional dan para perempuan pesisir khususnya," ujar Suritno.
Salah satunya, kata Surito, dengan sekolah nelayan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan bagi para nelayan dan perempuan pesisir.
"Di sekolah nelayan akan dipelajari perihal tentang jaminan sosial nelayan, pengetahuah tentang perampasan ruang laut dan dampak perubahan iklim," jelas Suritno.
"Banyak yang akan diketahui dengan berbagi ilmu dan pengetahuan serta data seputar nelayan di sekolah nelayan, termasuk pengetahuan jaminan kecelakaan disaat sedang kerja," pungkasnya.
Editor : Aryanto