get app
inews
Aa Read Next : Program TJSL BRI Peduli, BRI Cabang Pemalang Beri Bantuan Satu Unit Ambulans ke MWCNU Ampelgading

Melihat Keunikan Candi Batur, Objek Wisata di Pemalang dengan Ribuan Monyet yang Bersahabat

Rabu, 11 Januari 2023 | 15:24 WIB
header img
Pemandangan monyet-monyet di halaman Candi Batur, Desa Bulakan, Kecamatan Belik, Pemalang. Foto: Istimewa

PEMALANG, iNews.id - Wilayah Pemalang selatan dikenal kaya dengan pesona alamnya yang eksotis. Terdapat banyak lokasi objek wisata yang disuguhkan, salah satunya adalah Candi Batur yang memiliki keunikan tersendiri dan sangat menarik untuk dikunjungi.

Pasalnya, selain memiliki nuansa alam pedesaan yang sejuk nun asri di wilayah dataran tinggi lereng gunung Slamet, lokasinya juga strategis mudah dijangkau.

Lokasi Candi Batur tepatnya berada di jalan raya desa Bulakan, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, jalur menuju Purwokerto - Randudongkal - Pemalang.

Candi Batur, merupakan hutan lindung milik desa Bulakan yang dihuni ribuan monyet berbagai jenis, diantaranya yang mendominasi adalah monyet ekor panjang.

Berkunjung ke Candi Batur, tak ubahnya seperti berada di kebon binatang, dimana pengunjung akan melihat ribuan monyet bertengger di pohon, bahkan di pelataran halaman Candi Batur, hingga pinggir jalan raya.

Bagi para pengendara yang melintas pun dapat dengan mudah berhenti untuk sekedar singgah atau beristirahat di rest area yang disediakan di Candi Batur.

Menariknya, begitu kita berhenti dan masuk ke area ini, kita akan disambut kawanan monyet yang lucu-lucu seperti anak kecil yang merengek minta dibelikan makanan.

Monyet-monyet yang lucu itu juga mengundang tawa geli sekaligus mangkel pengunjung, bagaimana tidak, kawanan monyet-monyet itu tak segan-segan iseng mencopot spion sepeda motor pengunjung yang terparkir, kemudian dibawa kabur naik ke atas pohon sambil menunjukan tingkah lucunya, berpose berkaca menggunakan spion di atas pohon tak ubahnya seperti gadis sedang berias di depan cermin.

Untuk mengambil spion yang dibawa lari monyet tadi, seolah menjadi hiburan tersendiri bagi pengunjung, karena harus merayu terlebih dahulu dengan berbagai cara, dari mulai memberikan makanan seperti kacang kulit atau pisang, bahkan minuman botol untuk membuat monyet itu mau melepaskan spion yang digenggamnya. 

Salah satu pengunjung, Joko, warga Kecamatan Pulosari mengatakan, dirinya sengaja datang bersama istri dan anaknya untuk melihat kelucuan monyet-monyet yang ada di Candi Batur.

"Bagus, pemandangan indah banyak monyetnya," kata Joko, Rabu (11/1/2023).

Tak hanya itu, keberadaan obyek wisata Candi Batur juga menjadi berkah tersendiri bagi warga sekitar untuk mengais rejeki dengan berjualan aneka rupa, dari mulai makanan untuk monyet yang ditawarkan pada pengunjung, hingga warung-warung makanan nampak berjajar di sepanjang jalan dan rest area.

Atun (45), pemilik warung sekitar mengatakan, dengan adanya Candi Batur warga di sekitar turut mendapat pemasukan tambahan.

"Alhamdulillah ada pemasukan buat masyarakat yang disini, buat penghasilan," kata Atun.

Terpisah, Kades Bulakan, Sigit Pujiono mengatakan, Candi Batur merupakan hutan milik desa yang luasnya sekitar 4 hektar, dan untuk monyet-monyet yang ada di wilayah itu sudah ada sejak jaman dulu.

"Kalau monyet itu dari jaman dulu sudah ada, ada sekitar 4 kelompok monyet, koloninya masing-masing, dan jenisnya monyet ekor panjang, tapi jinak dengan manusia," kata Sigit.

"Itu hutan milik desa, luasnya sekitar4 hektar, dan kami menjaga kearifan lokal disitu, tidak ada satupun yang berani menebang pohon-pohon disitu," imbuhnya.

"Kami sudah bentuk pengelola desa wisata, pengembangannya kami mipil (bertahap), karena kami tidak serta merta membangun semua disitu karena balik lagi terkait dengan pendanaan, tapi kami sudah bentuk pengelola, pokdarwis, dan perdesnya, sehingga sudah terorganisasi dengan baik," ungkapnya.

Disinggung terkait pengembangan pembangunan obyek wisata Candi Batur kedepan, Sigit mengatakan pihaknya akan terus melakukan pengembangan dengan tetap menjaga kesakralan yang ada di Candi Batur, sehingga eksistensinya tetap terjaga dengan baik secara alami.

"Ada wacana, tetapi tetap kami jaga kesakralannya sehingga eksistensinya tetap terjaga," ucap Sigit.
 

Editor : Aryanto

Follow Berita iNews Pemalang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut