PURWAKARTA, iNewsPemalang.id - Debit air waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta semakin menyusut seiring musim kemarau yang masih berlangsung hingga sekarang. Hal ini dikhawatirkan bakal mengganggu pasokan air untuk irigasi persawahan, industri serta air baku ke Jakarta.
Dikutip dari iNews Jabar, Selasa (5/9/2023), volume air di Waduk Ir H Djuanda atau Jatiluhur ini terus mengalami surut selama tiga bulan terakhir akibat musim kemarau. Diprediksi debit air akan terus menyusut jika sampai November 2023, hujan tidak kunjung turun.
Dari semestinya batas normal tinggi permukaan air maksimal 107 meter di atas permukaan laut (mdpl), saat ini hanya 96 mdpl. Ketinggian itu berada 2 meter di atas batas kritis yang ditentukan Perum Jasa Tirta II selakupengelola waduk, yakni 94,44 mdpl.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan Perum Jasa Tirta II, Anton Mardiyanto menyebut, penyusutan waduk ini karena air yang dikeluarkan lebih besar daripada yang masuk.
Namun menurutnya, hingga saat ini pasokan air untuk saluran irigasi persawahan di Karawang, Bekasi dan pantura Subang masih relatif aman.
"Begitu juga pasokan air baku untuk industri dan PDAM di DKI Jakarta masih normal," ujarnya.
Menurunya, jika kemarau berkelanjutan hingga November 2023 mendatang, Perum Jasa Tirta II akan menyiapkan teknologi modifikasi cuaca atau TMC, untuk menurunkan hujan buatan, agar debit air Waduk Jatiluhur bisa terjaga.
Diketahui, wilayah kerja perusahaan ini meliputi wilayah Bekasi, Karawang, Subang, Purwakarta dan sebagian Indramayu. Perum Jasa Tirta II sendiri telah menyiapkan anggaran untuk TMC sekitar Rp13,4 miliar.
Editor : Aryanto