PEMALANG.iNews.id - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Republik Indonesia (RI) Yasonna H Laoly menyerahkan empat surat pencatatan hak cipta Para Games atas nama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Adapu empat hak cipta yang diserahkan Yasonna yakni logo ASEAN Para Games XI Tahun 2022, Pictogram cabang olahraga yang dipertandingkan pada ASEAN Para Games (APG) XI Tahun 2022.
Kemudian, ia juga menyerahkan surat hak cipta buku panduan rencana induk penyelenggaraan ASEAN Para Games XI Tahun 2022, serta Maskot Rajamala pada ASEAN Para Games XI Tahun 2022.
"Tentunya, surat hal cipta tersebut dapat menjadi salah satu alat bukti saat terjadi pelanggaran,” ungkap Kemenkumham saat ditemui iNews usai roadshow bertajuk Yasonna Mendengar kedua yang diselenggarakan di Pendhapi Gedhe Sala, Kompleks Balai Kota Solo pada Rabu (20/7/2022) pukul 20.00 WIB.
Pada kesempatan yang sama, Yasonna juga menyerahkan surat pencatatan hak cipta lagu 'Satu Jiwa' yang merupakan anthem klub sepak bola Persatuan Sepak Bola Indonesia Surakarta (Persis Solo) kepada vokalis band The Working Class Symphony, Hendra Gunawan alias Zoel selaku pencipta.
Menteri asal Tapanuli tersebut juga mengapresiasi upaya pencipta anthem untuk mendaftarkan karyanya sebagai hak cipta yang sah.
Pasalnya, menurut Yasonna, tercatatnya hak cipta lagu ‘Satu Jiwa’ di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), suporter Persis Solo tak perlu khawatir lagi akan lagunya ditiru atau diaku pihak tanpa izin.
"Saya sangat senang saat ini anthem Satu Jiwa ini telah sah tercatat dalam data DJKI, terlebih, lagu kebanggaan tersebut sejak lebih dari 10 tahun," kata Zoel.
Penggemar Persis Solo tersebut mengaku, awalnya ia terkejut lantaran tetiba di WhatsApp DJKI kalau Symphony (band The Working Class Symphony) terkait diberikannya kehormatan sertifikat hak cipta.
"Saya kaget dan tidak percaya saya ngurus dari dulu surat hak cipta tidak kesampaian," papar Zoel.
Zoel membeberkan, debenarnya antem Satu Jiwa bukan tentang lagu bola tapi tentang kebersamaa komunitas (tahun) 2010.
"Kami (Band The Working Class Symphony) berawal dari 2005, banyak perubahan temen-temen pada pergi, sekarang sudah tidak ada pada saat itu saya merasa kerinduan lalu menulis liriknya," jelasnya.
Kini lagunya sukses membersamai setiap pertandingan Persis Solo dimana pun bertandang. Pihaknya juga mengaku menerima banyak hak-hak atas pencatatan karyanya ini.
Editor : Anila Dwi
Artikel Terkait