Staf pengajar Jurusan Sejarah Universitas Padjadjaran, Widyo Nugrahanto menyatakan keprihatinannya terkait tudingan miring terhadap budaya lokal seperti tradisi malam Satu Suro.
Padahal, malam Satu Suro, menurut Anto, adalah ritual berdo'a di keraton yang merupakan bentuk akulturasi budaya Jawa dan Islam.
Dimana Sultan Agung yang merupakan raja Jawa pertama yang memadukan kalender Islam dan Jawa, sehingga muncul budaya baru, yang salah satunya Satu Suro.
Ritual-ritual yang dijalankan pada malam Satu Suro, oleh sebagian orang, dianggap mistis dan sesat.
Seperti membakar dupa kemenyan untuk pengharum atau pewangi ruangan saat ritual berdo'a, dianggapnya mengundang bangsa halus jin atau hantu.
Editor : Abdul Kadir
Artikel Terkait