PEMALANG, iNews.id - Catur Sagotra kembali digelar secara hybrid dengan menghadirkan delegasi kesenian dari Keraton Yogyakarta, Pura Pakualaman, Keraton Kasunanan serta Pura Mangkunegaran.
Acara yang menjadi representasi dari ke empat pewaris Dinasti Mataram tersebut digelar di Bangsal Kepatihan, Kompleks Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (23/7/2022) pukul 19.00 WIB.
Penghageng Kawedanan Kridhamardawa Keraton Yogyakarta, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro mengatakan, gelaran tersebut menjadi suguhan apik yang dapat memberi edukasi tentang keberagaman sekaligus kekayaan dari Budaya Jawa.
"Gerak tari, pola lantai, tata rias-busana, hingga gendhing yang disuguhkan menunjukkan ciri khas masing-masing," katanya saat dikonfirmasi iNews melalui telepon.
Oleh karenanya, menurut dia, di bawah payung Budaya Mataram, gelaran catur sagatra ini secara praktis menjadi tontonan sekaligus tuntunan dalam pelestarian sekaligus pengembangan budaya.
"Model pengembangan ini juga ditunjukkan dengan menciptakan karya baru (yasa enggal) bedhaya.
Meski demikian, pihaknya menegaskan, tata aturan pola penciptaan tari bedhaya tetap dipertahankan.
Adapun sajian yang ditampilkan Keraton Yogyakarta dalam Catur Sagotra ini adalah Bedhaya Mintaraga.
Sebagai informasi, Bedhaya Mintaraga merupakan yasan enggal dari Ngarsa Dalem yang menyampaikan ajaran budi pekerti yang direpresentasikan dari tokoh Mintaraga (Arjuna saat bertapa).
"Serat Lenggahing Arjuna yang menjadi sumber penciptaan dari tari ini diketengahkan dan ditulis oleh Ngarsa Dalem sendiri," tuturnya.
Editor : Anila Dwi
Artikel Terkait