Gaya berpakaiannya pun tak seperti pemuda pada umumnya yang necis klimis dengan parfum beraroma manis, Warsito tampil dengan kemeja tua gombrong dan bercelana bolong-bolong.
Sambil menghirup lintingan rokok klembak, Warsito asik menata rak kaset pitanya dibalik tulisan "Seket Ewu ora Ngenyang" (lima puluh ribu tidak bisa ditawar).
Selain kaset pita, Warsito juga menjual berbagai iklan dan hiasan dengan tulisan-tulisan.
Harga yang ia banderol untuk karya bertema Oenta dan sajak-sajak lama mulai dari lima ribu saja.
Ketika ditanya mengapa ia menjual dengan harga tak seberapa, Warsito berasumsi ini hanya hobi yang tak sengaja 'nduwiti'.
Masih dengan gayanya yang nyentrik, pria asal Sragen yang mengikuti Festival Barang Antik itu mengaku sudah mengantongi lebih dari 2 juta dalam kurun waktu berjualan 3 hari.
Jumlah yang diluar ekspetasinya saat pertama kali datang dengan modal naik Supra dari kotanya.
Berbeda dengan anak muda yang bergaya jadul untuk memperindah feed sosial media, Warsito mengaku tetap menekuni hobinya lantaran memang suka.
Terlebih, lagu-lagu lawas yang diputar sering mengingatkan Warsito pada Almarhum Ayahnya yang wafat saat usianya masih kanak-kanak.
Namun, menekuni hobi hanya dengan hahahihi ternyata tak membuat perut Warsito terisi, maka jual beli barang antik lah yang jadi solusi.
Editor : Anila Dwi
Artikel Terkait