"Begitu mengetahui kejadian itu semua pegawai langsung dikerahkan untuk melakukan upaya evakuasi terhadap arsip dan aset yang ada," jelasnya.
Menurut keterangan Heri, robohnya atap balai desa Dukuh Wringin disebabkan karena kondisi bangunan yang sudah rapuh sejak tahun 2021, dan diketahui, ada bagian atap yang sudah keropos dan ditopang dengan bambu dan ditambah lagi saat ini hujan deras setiap hari turun, sehingga membuat bangunan tua tersebut rawan ambruk.
Beruntung dalam peristiwa tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, karena pada saat kejadian masih sangat pagi dan belum masuk jam kerja.
Editor : Aryanto
Artikel Terkait