Jawa Timur, iNews.id - Gunung Semeru yang mengalami erupsi pada Minggu (4/12/2022) kini tengah menjadi perhatian masyarakat. Pasalnya, insiden tersebut dikabarkan mengalami kenaikan level dari 'siaga' menjadi 'awas'.
Bukan hanya itu, abu vulkanik bahkan telah terlihat memenuhi kawasan sekitar Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Warga setempat pun kini telah dievakuasi ke beberapa titik pengungsian.
Namun saat melangsungkan proses evakuasi, petugas BPBD ( Badan Penanggulangan Bencana Daerah ) nampak terlibat perselisihan dengan salah seorang anggota Ponpes ( Pondok Pesantren ) Nurul Barokah yang ada Supiturang, Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Diketahui, seorang pria yang menggunakan jubah serba putih lengkap beserta pecinya itu menolak untuk dilakukan evakuasi. Ia menyebutkan bahwa keselamatan 15 orang di dalam pesantren merupakan tanggung jawabnya sehingga petugas bencana tak perlu ikut campur.
“Bapak ini mengeluarkan pernyataan, pernyataan sikap bahwa ini urusannya beliau. Masalah keselamatan santri-santrinya, itu urusannya beliau, begitu. Kita sudah melakukan hal semaksimal mungkin,” kata seorang petugas yang berbicara kepada kamera.
Meskipun sudah berupaya memberikan himbauan, pria tersebut nampaknya tak menghiraukan saran para petugas. Tim evakuasi pun akhirnya mengalah dan kemudian berlalu meninggalkan Ponpes yang terlihat masih baru itu.
Saat hendak meninggalkan Ponpes, petugas mengajak salah satu pria yang berada di luar. Awalnya, pria tersebut hendak mengikuti ajakan petugas, namun saat pria berjubah putih keluar dari pintu depan, pria itu kemudian ketakutan dan lari meninggalkan petugas.
Video yang telah dibagikan oleh akun tiktok @andreli_48 itu pun menuai beragam komentar dari warganet. Banyak dari mereka yang menyayangkan kebijakan Ponpes tersebut karena dinilai membahayakan para santri.
“Ya Allah kasian santrinya,” kata seorang warganet.
“Ojo keras kepala to, urusan nyowo ojo egois,” kata warganet berikutnya.
"Sekiranya mereka seperti itu beralasan 'tawakkal', maka mereka harus paham bahwa tawakkal mereka keliru," komen lainnya.
Editor : Lazarus Sandya Wella
Artikel Terkait