PEKANBARU, iNewsPemalang.id – Sebanyak 63 peserta didik Sekolah Pengembangan Profesi Kepolisian (SPPK) Angkatan ke-2 melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) pada 11–14 November 2025. Kegiatan ini berlangsung serentak di tiga wilayah, yakni Polda Riau, Polda Kepulauan Riau, dan Polda Sumatera Selatan. Dari total peserta, 21 orang melaksanakan KKP di Polda Riau.
Tahun ini, KKP mengangkat tema strategis “Kepemimpinan Digital Dihadapkan pada Era Post Modern dan Era Post Truth.” Tema tersebut dirancang untuk menjawab tantangan kepemimpinan Polri di tengah disrupsi teknologi dan derasnya arus informasi publik yang sering dipengaruhi oleh fenomena post-truth, di mana persepsi publik lebih banyak dibentuk oleh opini dan emosi ketimbang fakta objektif.
Acara penyambutan peserta KKP di Aula Tribrata Polda Riau dipimpin oleh Wakapolda Riau Brigjen Pol. Jossy Kusumo, S.H., M.Han., yang menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan tersebut.
“Merupakan kehormatan bagi kami dapat menerima para peserta didik yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Profesi. Sejalan dengan semangat Presisi, Polda Riau senantiasa mengedepankan nilai-nilai humanisme dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,” ujar Brigjen Jossy, Rabu (12/11/2025).
Ia menambahkan, kegiatan KKP menjadi sarana strategis dalam pembentukan karakter calon pemimpin Polri masa depan sekaligus wadah pembelajaran nyata dalam menghadapi dinamika sosial di era digital.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap peserta dapat memahami langsung realitas sosial di lapangan, berinteraksi dengan masyarakat, serta menumbuhkan empati sosial dan kemampuan adaptif yang kuat,” tuturnya.
Sementara itu, Supervisor KKP Polda Riau Brigjen Pol. Nurcholis, S.I.K., M.Si., menegaskan bahwa kegiatan KKP bertujuan menyiapkan calon pemimpin Polri yang berpikir sistemik, berjiwa empatik, dan berintegritas tinggi.
“Kepemimpinan Polri di masa depan harus mampu membaca arah perubahan lingkungan strategis serta mengelola dinamika sosial di tengah masyarakat digital. Seorang pemimpin harus berpikir sistemik, berjiwa empatik, dan mampu membuat keputusan berbasis data serta moralitas,” ujarnya.
Ia menambahkan, kepemimpinan digital bukan sekadar pemanfaatan teknologi, tetapi juga tentang integritas dan kemampuan membangun kepercayaan publik di tengah derasnya arus informasi.
“Para peserta SPPK harus menjadi pionir dalam membangun kepercayaan publik melalui komunikasi yang transparan, inovatif, dan berkeadilan,” tegasnya.
Editor : Aryanto
Artikel Terkait
