Perdana Menteri Australia Dijadwalkan ke Indonesia Bulan Juni ini

Early Meidiasa Prameswari
Potret Perdana Menteri Australia - Sumber Foto: theguardian.com

PEMALANG, iNews.id - Anthony Albanese, Perdana Menteri Australia dikabarkan akan melakukan kunjungan kenegaraan pada tanggal 5-7 Juni

Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri Santo Darmosumarto dalam jumpa pers, Kamis (2/6), mengatakan kunjungan resmi Perdana Menteri Australia Anthony Albanese ke Indonesia tersebut menunjukkan arti penting dari perjanjian kemitraan strategis komprehensif yang ditandatangani kedua negara pada 2018.

Dia menambahkan pemimpin dari Partai Buruh ini direncanakan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Joko Widodo pada Senin, 6 Juni 2022. Pertemuan pemimpin kedua negara terakhir kali diselenggarakan pada Februari 2022 di Ibu Kota Canberra, Australia.

Menurut Santo, kemitraan antara Indonesia dan Australia banyak membahas isu-isu terkait keamanan, kerjasama demokrasi, dan lain sebagainya. 

Hal ini merupakan tradisi bagi setiap perdana menteri baru Australia untuk melakukan kunjungan luar pertamanya ke Indonesia.

Santo menambahkan, ketika Albanese masih menjadi pemimpin oposisi, Ketua Partai Buruh Australia itu pernah mengatakan jika terpilih sebagai perdana menteri, negara akan dia kunjungi pertama kali adalah Indonesia.

Hal itu terwujud dengan berita Perdana Menteri akan datang ke Indonesia. 

Menurut pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran Bandung, Teuku Rezasyah, mengungkapkan Indonesia jangan sampai jatuh ke dalam isu-isu yang dibuat oleh pemerintahan Australia.

Teuku menyarankan Presiden Jokowi bisa memusatkan membahas mengenai isu dari Perjanjian Lombok, yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda dan Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer pada November 2006 di Kota Mataram.

Lalu Rezasyah, mengatakan bahwa diperlukannya. membahas kebutuhan Indonesia mengenai diversifikasi atau keberagaman alat utama sistem pertahanan dalam pertemuan dengan Albanese.

Sebab ketergantungan pada negara tertentu akan berdampak pada pasokan. Artinya, Indonesia dapat membeli perlengkapan sistem pertahanan dari negara mana saja.

Editor : Anila Dwi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network