get app
inews
Aa Read Next : Hadiri HUT Perindo ke-8, Presiden Ingatkan Parpol : Hati-Hati Pilih Capres dan Cawapres!

Presiden Jokowi Kunjungi Ukraina-Rusia, Berikut Tanggapan dari Pengamat Strategi dan Pertahanan UNS

Kamis, 30 Juni 2022 | 20:45 WIB
header img
Tangkapan layar panggung demokrasi/Dok. YouTube.

PEMALANG, iNews.id - Pengamat Strategi dan Pertahanan Program Studi (Prodi)  S-1 Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Lukman Fahmi menyebut kunjungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina-Rusia sebagai langkah menuju perdamaian.

Meski begitu, ia menilai proses untuk mendamaikan kedua negara memerlukan jalan yang panjang.

Oleh karenanya, proses tersebut membutuhkan waktu dan tidak bisa dilakukan sekejap mata meski Presiden Jokowi berinisiatif mengunjungi Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

"Akan ada jalan panjang menuju perdamaian," ujar Lukman Fahmi dalam acara Panggung Demokrasi Misi Damai Jokowi ke Rusia dan Ukraina, Rabu (29/6/2022).

Lebih lanjut, ia mengatakan, peran Indonesia menjadi penengah konflik Ukraina-Rusia tidaklah mudah lantaran membutuhkan kepercayaan dari setiap pihak yang berseteru supaya dapat mempercayai Indonesia.

Bagi Lukman Fahmi, lawatan luar negeri Presiden Jokowi ke Ukraina sebelum bertemu Vladimir Putin adalah upaya membangun kepercayaan dari negara ini. Ia menilai Ukraina belum memiliki banyak kepercayaan ke Indonesia.

"Ukraina belum punya trust lebih seperti (hubungan) Rusia ke Indonesia," tambahnya.

Lukman Fahmi, menuturkan kunjungan luar negeri Presiden Jokowi kali ini istimewa karen membawa sejumlah topik penting bagi kepentingan domestik dan internasional, salah satunya adalah humanitarian crisis.

Topik tersebut menjadi bahasan yang penting sebab konflik berkepanjangan antara Ukraina-Rusia membawa kerugian bagi dunia, yaitu terputusnya global supply chain, terutama pasokan gandum. 

Masalah tersebut tidak hanya dirasakan oleh negara-negara di Eropa, tapi juga Indonesia yang masih mengandalkan impor gandum dari Ukraina. Sejak serangan Rusia ke Ukraina pada akhir Februari lalu, harga gandum dunia meroket.

"Mungkin juga (membahas) supply gandum dan ini menjadi (salah satu) prioritas bagi Pak Jokowi. Saya melihat ada (bahasan) food security karena sebagian besar supply gandum dari Ukraina. Supaya bisa diizinkan untuk dieskpor ke beberapa negara," imbuh Lukman Fahmi.

Editor : Anila Dwi

Follow Berita iNews Pemalang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut