get app
inews
Aa Read Next : Vietnam Juara Piala AFF U-23 2023 Melalui Adu Penalti

Kenang Peristiwa Kudatuli 26 Tahun Silam, PDI Perjuangan Gelar Tabur Bunga

Rabu, 27 Juli 2022 | 15:57 WIB
header img
PDI Perjuangan saat mengenang 26 tahun Peristiwa Kudatuli dengan menggelar tabur bunga (Sumber Foto: Dokumentasi PDI Perjuangan).

PEMALANG, iNews.id – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) gelar tabur bunga untuk mengenang Peristiwa Kudatuli yang terjadi 26 tahun silam di Jalan Diponegoro No. 58, Menteng, Rabu (27/7/2022).

Kudatuli merupakan akronim dari kerusuhan dua puluh tujuh juli. Kantor DPP PDIP diserang pada 27 Juli 1996 silam. Sekretaris Jenderal DPP PDI-P, Hasto Kristiyanto memimpin peringatan peristiwa yang juga kerap dikenal Sabtu Kelabu tersebut, Rabu (27/7/2022). 

Dalam orasi yang disampaikan, Hasto menggambarkan Peristiwa Kudatuli sebagai kerusuhan yang telah menimbulkan banyak korban jiwa. Ia juga menyebut peristiwa tersebut merupakan titik tergelap demokrasi Indonesia. 

“Kantor partai ini diserang secara brutal dan kemudian timbul korban jiwa dan itu titik yang sangat gelap dalam demokrasi kita bagaimana pemerintahan menyerang parpol yang sebenarnya sah di mata hukum dan di mata rakyat," terang Hasto saat orasi.

Sehingga, Hasto mengatakan tidak pernah melupakan peristiwa yang terjadi pada 27 Juli 1996 silam. Lantaran, tambah Hasto, kekuatan neo kolonialisme dan imperialsime telah mengintervensi rakyat dan melengserkan Bung Karno. 

“Sampai sekarang sisi gelap 1965 masih saja terjadi. Dimana rakyat Indonesia karena intervensi kekuatan Neo kolonialisme dan imprealisme yang kemudian melengserkan Bung Karno dengan segala cara,” kata Hasto.

Lebih lanjut, Hasto juga menceritakan mengenai kisah pemicu Peristiwa Kudatuli. Menurutnya, peristiwa tersebut dipicu dari intervensi kekuasaan saat kongres PDI. Kemudian, papar Hasto, Megawati hadir memimpin gerakan.

"Pada momentum yang sangat tepat ketika intervensi kekuasaan selalu hadir dalam peristiwa kongres PDI semua diatur oleh kekuasaan. Dari Asrama Haji Surabaya itu pada momentum yang sangat kritis, hadirlah Ibu Megawati memimpin gerakan moral rakyat,” imbuhnya. 

Adapun, Hasto mengungkapkan, kisah tersebut ia dapatkan langsung dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri. Lanjut Hasto, sebelum kongres usai, Megawati mengatakan secar de facto bahwa dirinya sebagai Ketua Umum PDI. 

“Bagaimana sebelum kongres dibubarkan, beliau mengambil momentum dan mengatakan secara de facto saya adalah ketua umum PDI. Itu lah cikal bakal perlawanan kekuatan arus bawah, karena pada sampai detik ini akibat proses intervensi Orde Baru adalah tradisi perlawanan," urai Hasto.

Pada akhir orasinya, Hasto mengungkapkan bahwa Peristiwa Kudatuli merupakan basis kekuatan moral tentang politik. Khususnya politik yang menyatu dengan kekuatan rakyat. Sehingga, menjadi kekuatan dari PDI.

"Peristiwa 27 Juli suatu basis kekuatan moral tentang politik yang disampaikan Ibu Mega. Politik yang menyatu dengan kekuatan rakyat itu sendiri, karena itulah esensi dari kekuatan PDIP," pungkas Hasto.

Editor : Abdul

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut