Namun pada saat Syahrul sampai di RS Siloam Duren Tiga, terdapat seseorang yang tidak dkenal mengetuk kaca mobilnya. Orang tersebut mengatakan bahwa dialah yang telah memesan ambulans.
Syahrul kemudian diarahkan untuk menuju ke lokasi penjemputan oleh sosok pengendara motor tersebut. Sesampainya di sebuah komplek perumahan, dia dihadang oleh salah satu anggota provos yang menanyakan tujuan kedatangannya.
"Permisi pak selamat malam, saya dapat arahan dari kator saya untuk menjemput di titik share lokasinya," jelas Syahrul sambil menunjukkan titik lokasi di whatsappnya kepada petugas provos.
Petugas provos pun memberikan arahan kepada Syahrul dan memintanya untuk mematikan rotator maupun sirine ambulans yang dibawanya. Saat sampai di lokasi, Syahrul pun diarahkan untuk memarkirkan ambulansnya ke dalam garasi rumah. Saat ia memasuki rumah tersebut, Syahrul dikejutkan dengan banyaknya orang di dalam rumah dan ada pula sejumlah kamera didalamnya.
Syahrul diminta menunggu oleh sejumlah bapak - bapak yang ada di dalam rumah, ia kemudian duduk disamping kaca dengan kolam ikan dibelakangnya. Setelah beberapa saat menunggu, Syahrul diminta untuk membantu evakuasi oleh salah satu bapak - bapak tersebut.
"Yang sakit dimana pak?," tanya Syahrul.
Kemudian bapak bapak itu memberkan arahan kepada Syahrul untuk melewati garis police line menuju samping tangga. Syahrul dibuat terkejut degan adanya seorang jenazah berlumuran darah yang ditutup masker dan terlihat adanya luka tembak di dada bagian kirinya. Syarul juga diminta untuk memeriksa denyut nadi dari jenazah yang sudah tergeletak di lantai tersebut.
"Lalu saya cek nadinya di leher dan di tangan, memang sudah tidak ada yang mulia" ungkap Syahrul.
Editor : Lazarus Sandya Wella