get app
inews
Aa Text
Read Next : BREAKING NEWS! Gempa Bumi Magnitudo 6,5 Guncang Garut, Getaran Terasa hingga Pemalang Jawa Tengah

Terbongkar! Ternyata Ada Tim Ini Dibalik Tak Hujannya Gelaran KTT G20

Kamis, 17 November 2022 | 12:18 WIB
header img
Proses pengamanan air hujan menggunakan teknologi berupa TMC / Foto : Instagram

Bali, iNewsPemalang.id - Seiring berjalannya perhelatan KTT G20 yang dilaksanakan di Nusa Dua, Bali memunculkan kekhawatiran mengenai curah hujan yang bisa datang kapan saja.

Sebelumnya, pada peresmian Sirkuit Mandalika, Presiden Joko Widodo mengerahkan seorang pawang hujan bernama 'Rara'. Namun, pada pelaksanaan KTT G20 ini, Presiden menggunakan suatu teknologi yang bisa mempercepat atau bahkan meredistribusikan hujan berupa TMC ( Teknologi Modifikasi Cuaca).

Cara kerja TMC yaitu dengan menaburkan bahan semai berupa NaCl ke awan melalui udara. Tim TMC yang terdiri dari Dr. Tri Handoko Seto seorang pakar cuaca, BRIN dan TNI AU menyebarkan NaCl atau garam yang telah dimodifikasi sebanyak lebih dari 18 ton.

Mereka memanfaatkan tiga unit pesawat tipe Cassa 212 yang diterbangkan dari Lombok dan satu tipe CN 295 dari Bandara Internasional Banyuwangi, Jawa Timur guna menyebarkan bahan semai tersebut.
Sebelumnya, Dr. Tri Handoko menyebutkan bahwa ia beserta Tim TMC telah melakukan uji coba sejak tanggal 13 November untuk evaluasi mengenai teknik yang akan digunakan.

"Tanggal 13 dan 14 kami semua uji coba berbagai metode. Hasil uji cobanya lancar," ungkap Tri Handoko Seto.

Pada konsep hari pertama, seorang Doktor lulusan Kyoto University ini menjelaskan bahwa pergerakan awan di sekitar Nusa Dua, dimulai dari Lombok sampai Banyuwangi akan dipercepat menjadi hujan.

"Konsepnya, awannya dipercepat menjadi hujan. Seluruh awan sekitar Nusa Dua, mulai dari Lombok sampai Banyuwangi, yang pergerakannya kami monitor pakai radar, dipercepat menjadi hujan," jelasnya.

Namun, pada penerapannya ia justru merasa kualahan disebabkan drama yang muncul sejak pagi pada tanggal 15 November.

"Tanggal 15 pagi langsung drama. Awan bermunculan sejak pagi. Dihujankan satu, tumbuh (awan) yang lain dan seterusnya," bebernya.

Seperti yang diketahui, metode TMC ini ditargetkan agar acara "Welcoming Dinner" yang akan dilaksanakan secara outdoor di GWK dapat berjalan lancar tanpa terkendala hujan. Meskipun begitu, Tim TMC juga tetap berjaga agar acara keesokan harinya yakni penanaman pohon bakau bisa terpantau dengan aman.

"Karena itu acaranya outdoor. Meskipun acara-acara lainnya sampai hari ini juga diminta tidak sampai hujan. Ini tim kami lagi tugas. Karena ada satu kegiatan outdoor yakni penanaman Mangrove di Tahura," sebutnya.

Dr. Handoko menambahkan bahwa strategi yang digunakan cukup rumit dan harus dilaksanakan dengan cepat, mengingat ia beserta tim telah mengubah konsep TMC dengan mempercepat kondensasi dari awan menjadi hujan di tempat lain karena menurutnya mustahil untuk meniadakan hujan di situasi seperti itu.

"Pelaksanaan strateginya agak rumit dan perlu diputuskan dengan cepat," sebutnya.

Handoko juga mengaku bahwa dirinya sempat menerima banyak panggilan telepon dari para pimpinan negara dan kepanitiaan KTT G20. Bahkan pimpinan negara juga menanyakan apakah ia membutuhkan sebuah pesawat tambahan atau tidak.

"Mereka bertanya apa perlu tambahan pesawat. Saya bilang tidak," ujarnya.
Setelah berusaha cukup lama untuk mempercepat hujan di tempat lain, akhirnya kondisi awan pun dapat terkendali pada pukul 14.00 WITA.

Namun hal ini tidak bertahan lama, pasalnya awan awan kembali bermunculan saat menjelang sore hari.

Mengetahui itu, pria kelahiran Banyuwangi ini pun kemudian mengunpulkan awan awan di sekitar GWK serta awan lain yang masih jauh dari Nusa Dua untuk dihujankan sekaligus.

"Sekitar pukul 16.00 WITA hujan reda. Persiapan dinner akhirnya digelar. Peralatan yang tadinya ditutup pakai plastik akhirnya dibuka," pungkasnya.

Sebagai informasi, Dr. Handoko menambahkan bahwa ada sebelas kali penerbangan yang dilakukan dari pagi hingga malam dalam pelaksanaan jamuan makan malam di GWK.

Editor : Sandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut