Mengapa Matahari Bersinar Terang Lebih Awal pada Pukul 5 Pagi di Pemalang? Ini Penjelasan BMKG!

PEMALANG, iNewsPemalang.id - DI Pemalang Jawa Tengah, matahari ketika pagi hari sudah tampak terang sejak pukul 5 pagi, seolah-olah matahari telah “terbit” lebih awal. Meski matahari secara resmi baru muncul sekitar pukul 5.45 WIB di Pemalang, cahaya pagi bisa terasa sangat terang, Selasa (14/10/2025).
Fenomena ini bukanlah kesalahan alam semesta, melainkan akibat perpaduan kondisi astronomi dan atmosfer — sebagaimana bisa dipahami melalui data dan penjelasan dari BMKG.
Waktu Terbit Matahari Menurut Data & Realita Lokal
Menurut prakiraan cuaca, BMKG (via media lokal) mencatat bahwa matahari terbit di Pemalang sekitar pukul 05.45 WIB. Artinya, sebelum waktu itu — ketika masih dalam fase pagi dini — langit bisa saja sudah dipenuhi cahaya lemah dari matahari yang belum muncul di atas ufuk.
Jadi, ketika warga melihat bahwa langit sudah terlihat cerah sejak pukul 5 pagi, itu tidak berarti matahari sudah berada di atas horizon — melainkan bahwa kondisi cahaya sudah cukup kuat untuk membuat suasana pagi tampak seperti suasana ketika matahari sudah naik.
Mengapa Cahaya Terasa Lebih Terang dari Biasanya?
Beberapa faktor penentu membuat cahaya pagi bisa terasa kuat atau terang:
1. Fajar dan penyebaran cahaya atmosferik
Sebelum matahari benar-benar muncul, fase fajar (astronomi, nautikal, dan sipil) sudah terjadi, menghasilkan penerangan langit yang makin kuat. Sinar matahari yang masih “rendah” di bawah horizon masih bisa menyebar melalui atmosfer dan memantul dari partikel udara ke permukaan — menciptakan efek terang lembut.
2. Kondisi udara lokal — kebersihan atmosfer & sedikit awan
Jika udara di Pemalang relatif bersih, minim polusi dan kabut, maka lebih banyak cahaya bisa melewati atmosfer dan mencapai permukaan. Sedangkan jika terjadi kabut, asap, awan tebal, cahaya akan banyak diserap atau tersebar sebelum mencapai mata pengamat.
3. Sudut kemiringan sinar matahari & lapisan atmosfer
Ketika matahari masih belum tinggi, cahaya yang “menyelinap” melalui atmosfer memiliki jalur panjang (melalui banyak lapisan udara). Meski sebagian sinar tereduksi, sebagian lain masih dapat tersebar ke arah langit. Jika kondisi mendukung (misalnya tidak ada hambatan optik), efek cahaya tersebar bisa membuat langit tampak cukup terang.
Editor : Aryanto