Detik-Detik Kebakaran di Pasar Pagi Pemalang, Warga dan Pedagang Berlarian Bawa Ember Isi Air
PEMALANG, iNewsPemalang.id - Hubungan arus pendek listrik (korsleting) diduga menjadi penyebab kebakaran di Pasar Pagi Pemalang. Puluhan kios yang berderet di lokasi tersebut ludes dilahap si jago merah. Api mulai merembet dan semakin membesar sekitar pukul 17.30 WIB hingga malam.
Menurut salah seorang pedagang, mengatakan api pertama kali muncul dari dalam kios pakaian. Api dengan cepat membesar dan merembet ke kios-kios yang berdekatan.
"Kebakaran sekitar pukul 17.30 WIB. Api pertama kali muncul dari dalam kios pakaian," ujarnya.
Dia menyebut, api diduga dari korsleting listrik di dalam kios pakaian. Tak hanya itu, ia juga mendengar ledakan dari kios tersebut. Percikan api juga terlihat jelas hingga ke bagian atas kios, lalu api membesar dan cepat menyebar ke bangunan kios di dekatnya yang berada di sebelah timur.
Warga di sekitar lokasi dan pedagang yang melihat adanya kebakaran segera berusaha memadamkan api menggunakan alat seadanya dan ember berisi air. Namun, besarnya api membuat upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
"Kami lari-lari bawa air pakai ember, tapi kewalahan, apinya sangat besar," ujarnya.
Petugas pemadam kebakaran yang datang ke lokasi langsung berjibaku memadamkan kobaran api yang terus membesar merembet ke kios-kios lainnya.
Saat kebakaran terjadi, cuaca di lokasi sedang gerimis. Meski demikian, api tetap membesar dan terus merambat ke kios lainnya yang sebagian besar menjual barang-barang yang mudah terbakar, seperti sandal, sepatu, tas, dan pakaian.
Dari informasi diperoleh, di Pasar Pagi Pemalang terdapat sekitar 100 kios. Saat peristiwa kebakaran terjadi sebagian kios dalam kondisi tutup. Kios yang terbakar terbilang cukup banyak, hampir lebih dari separuh jumlah yang ada.
Hingga saat ini, petugas masih mendata jumlah kios yang terdampak serta besarnya kerugian. Polisi masih melakukan penyelidikan penyebab kebakaran. Tidak ada laporan korban jiwa dalam insiden tersebut, namun kerugian ditaksir mencapai milyaran rupiah.
Editor : Aryanto