Pemalang, iNews - Pecak belut merupakanan makanan yang terkenal di Pulau Jawa. Beraneka ragam jenis sambal ikut melengkapi sajian hidangan ini. Seperti Pecak Belut Bu Niti yang berada di Desa Tegalmlati, Petarukan Kabupaten Pemalang.
Pecak Belut Bu niti ini sudah ada sejak tahun 1975. Bahkan, sampai saat ini warung makan tersebut sudah dikelola oleh generasi kedua keturunan Bu Niti.
Warung makan ini memiliki dua menu spesial yakni Pecak Belut Sambal Kering dan Pecak Belut Sambal Pati. Keduanya memiliki rasa dan tingkat kepedasan yang berbeda - beda.
Namun, menurut Lestari selaku generasi kedua warung makan ini menyebutkan bahwa menu yang paling banyak diminati yaitu Pecak Belut Sambal Pati khas Kabupaten Pemalang.
"Ya, pelanggan memang lebih suka pecak belut sambal Pati. Kita semua fresh. Belut digoreng dadakan sehingga masih segar dan enak," kata Lestari, generasi kedua pengelola warung Bu Niti.
Pecak Belut Sambal Pati dibuat seperti resep sambal pecak pada umumnya. Namun yang membedakan adalah penggunaan santan dan terasi udang dalam proses pembuatannya.
Langkah pertama untuk membuat Pecak Belut Sambal Pati adalah dengan membersihkan isi perut pada belut, kemudian potong belut menjadi beberapa bagian. Setelah itu, cuci kembali belut tersebut sampai benar benar bersih.
Selanjutnya, belut kemudian digoreng dalam minyak panas selama 30 detik guna menghilangkan lendir yang ada pada belut. Proses penggorengan dilakukan selama tiga kali berturut turut agar menghasilkan kematangan sempurna dan memberikan sensasi renyah pada belut.
Proses pembuatan sambalnya sendiri yakni haluskan bawang merah, cabai rawit, cabai hijau, cabai keriting, garam, dan terasi udang dengan cara diulek. Kemudian tambahkan santan sampai tercampur merata. Setelah itu masukkan belut yang telah digoreng ke dalam cobek untuk dipecak bersama sambal yang sudah disajikan.
Warung Makan Bu Niti mengaku bahwa ia mampu menghabiskan 30 KG sampai 50 KG belut setiap harinya. Belut yang digunakannya pun di datangkan langsung dari Kalimantan. Namun jika sedang musim, warung makan ini mengupayakan agar mengambil langsung dari peternak belut lokal.
"Stok kami datangkan dari Kalimantan. Kalau belut seputar Pemalang sini, belum musim. Jadi dua minggu sekali saya datangkan dari Kalimantan," jelasnya.
Pecak belut legendaris tersebut nampak tidak pernah sepi dari para pengunjung, apalagi saat jam makan siang. Bukan hanya masyarakat lokal, masyarakat luar daerah yang sedang melintas di Jalur Pantura pun seringkali mampir untuk menikmati Pecak Belut Bu Niti itu.
Harga Pecak Belut Bu Niti sendiri senilai Rp 40 ribu per porsi. Meski dinilai cukup mahal, pengunjung akan digantikan dengan rasa belut yang gurih dan sensasi pedas yang nikmat dari Sambal Pati khas Pemalang ini.
Bahkan ukuran per porsinya pun cukup banyak, dilengkapi dengan tahu goreng, tempe goreng, serta lalapan yang ikut serta menyempurnakan kenikmatan dalam menyantap Pecak Belut Sambal Pati tersebut.
Editor : Lazarus Sandya Wella