PEMALANG, iNewsPemalang.id - Berjualan makanan keliling tidak harus di kota , yang mungkin menurut kebanyakan orang beranggapan kesempatan untuk laku lebih besar, sehingga banyak orang ramai -ramai meninggalkan desanya.
Ikhsan (25), laki-laki asal Brebes Jawa Tengah yang beristri orang Petarukan Pemalang ini malah menekuni berjualan keliling Pempek Palembang dari desa ke desa seputar Kendalsari, Jrakah, Sitemu di Kecamatan Petarukan.
Bapak muda dengan satu anak ini, menuturkan bahwa dirinya sudah sekitar 6 tahun berdagang empek-empek di desa.
"Saya sudah keliling dagangan enam tahun lamanya mas," tutur Ikhsan, Minggu (27 /11/2022).
"Sebelumnya saya dagang keliling di kota Boyolali dan Semarang, akan tetapi kehidupan berdagang di kota lebih banyak pengeluaran dan saingannya," sambungnya.
Berbekal pengalaman berdagang makanan khas kota Palembang, akhirnya Ikhsan memutuskan untuk berdagang di kampung Istrinya, yakni Petarukan, Pemalang.
"Alhamdulillah mas, lumayan hasilnya, saya keluar rumah keliling dari jam 15.00 WIB sore sampai jam 19.00 WIB malam, ratusan biji pempek habis, ya bersih Rp200 ribuan saya dapat," ujarnya dengan senyum sumringah.
"Di kota banyak pengeluaran, buat bayar kontrakan, makan mesti beli dan banyak pengeluaran lainya," ungkapnya lagi.
"Kalau di desa paling pengeluaran saya buat rokok saja, tidak ngontrak, makan juga Istri yang memasak," paparnya sambil terus membuatkan pempek pesanan pembeli.
"Ada istilah lebih baik hujan batu di negeri sendiri dari pada hujan mas di negeri orang," ucapnya mengutip pribahasa yang sedikit aneh.
Editor : Aryanto