Sulawesi, iNewsPemalang.id - PT. Gunbuster Nickel Industry (GNI) kembali menelan korban jiwa pada Kamis pukul 03.00 dini hari 22/12/2022.
Diketahui, perusahaan nikel yang berada di Desa Bungintimbe, Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara mengalami kebakaran akibat ledakan tungku di smelter dua.
Insiden tersebut pun telah menelan dua korban jiwa, salah satunya Nirwana Sella asal Pinrang, Sulawesi Selatan.
Ia bekerja sebagai operator alat berat di PT. GNI. Dan saat itu, dirinya tengah berada di dalam kabin sehingga tak bisa menyelamatkan diri.
Duka atas meninggalnya mendiang Nirwana juga dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Bahkan, masyarakat mengaku dibuat sedih lewat postingan terakhir instagramnya yang dicocoklogikan dengan musibah kebakaran tersebut.
"Baku sahabat mi deng debu nya smelter," caption postingan terakhir @nirwanaaa_55.
Menurut Muhammad Safri selaku Wakil Ketua DPRD Morut, Gubernur Sulawesi Tengah Rusdi Mastura harus bertindak tegas atas kejadian tersebut.
Pasalnya, kecelakaan kerja sudah kerap terjadi di PT. GNI sehingga mengakibatkan kefatalan bagi para karyawannya.
"Gubernur sudah pasti mendengar kabar peristiwa yang terjadi di PT GNI dan ini bukan sekali dua kali. Olehnya itu, beliau tidak boleh menutup mata. Ini masalah serius, pemprov harus bertindak tegas dalam menyikapinya. Nyawa manusia sudah melayang dimana mereka selama ini,” tegas Safri.
Selain itu, Safri juga menambahkan bahwa keselamatan dan keamanan karyawan kurang diperhatikan di perusahaan tersebut. Bahkan, mereka harus membeli APD K3 secara mandiri dan tidak disediakan oleh perusahaan.
“Jadi memang saya lihat kemarin, keselamatan karyawan kurang diperhatikan disini. Untuk APD K3 yang seharusnya disiapkan oleh perusahaan itu malah karyawan yang harus beli. Tolong Disnakertrans provinsi untuk segera turun melakukan investigasi mengingat banyak masalah-masalah ketenagakerjaan yang terjadi di PT GNI,” beber Safri.
Sementara itu, pihak PT. GNI nampaknya belum memberikan klarifikasi apapun.
Menurut berbagai sumber, perusahaan China tersebut memang dikenal anti media apalagi hebohnya peristiwa yang menyoroti kebijakan dan aktivitas perusahaan.
Editor : Lazarus Sandya Wella