Lebih jauh dirinya mengatakan, bahwa dengan adanya wadah kesenian kuda lumping yang baik, dengan mempunyai satu group khusus wanita, dirinya berharap anak-anak perempuan penari ebeg akan lebih terhormat.
"Saya hanya ingin mempunyai wadah kesenian kuda lumping yang baik, dengan mempunyai satu group kuda lumping wanita, supaya anak-anak perempuan penari ebeg ketika kesurupan saat memainkan tari kuda lumping, tidak ditangani oleh pawang laki-laki, biar terlihat ada harga dirinya," ungkap Shely.
Menurut shely, banyak orang'tua dari penari kuda lumping wanita yang melarang anak-anaknya untuk bermain, karena ketika kesurupan yang mengobati pawang laki-laki, untuk itu dirinya merasa terpanggil, dengan kemampuan ilmu kebatinan yang di miliknya.
"Cukup pemain wanita diobati oleh pawang wanita, dengan adanya saya terjun ke lapangan di Pemalang selatan," jelas shely.
Shely menuturkan, saat ini anggota group kuda lumping Turonggo Dewi Sinta yang bermarkas di Belik, Pemalang selatan, terdiri dari 10 perempuan pewayang (penari), satu barongan dan satu celengan,serta satu asisten pawang (dalang).
"Kami berharap kesenian tradisional kuda lumping bisa menjadi Kesenian tuan rumah di daerahnya sendiri," ujar Shely.
Editor : Aryanto