PEMALANG, iNewsPemalang.id - Mendengar nama randu jajar tentu sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Pemalang. Dua pohon randu raksasa itu mengapit jalan raya Randudongkal-Belik menuju Purbalingga dan berdiri gagah terlihat seperti pintu gerbang.
Dari cerita yang beredar di masyarakat, konon dua pohon raksasa randu jajar itu merupakan sepasang, yaitu lanang dan wadon/ wedok (laki dan perempuan).
Lokasi randu jajar berada di Jalan Raya Randudongkal-Belik, jalur menuju Purbalingga. Masuk wilayah Desa Sikasur, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang.
Kedua pohon randu ini usianya sudah ratusan tahun. Tinggi sekitar 40 meter lebih dengan diameter berkisar 8-10 orang dewasa bergandengan tangan membuat lingkaran.
Pada salah satu pohon randu raksasa itu terdapat lubang atau rongga seperti gua yang di dalamnya berlubang menjulang ke atas (menembus batang pohon) sekitar ketinggian mencapai 5 meter. Ruangan di dalam rongga pohon itu pun cukup luas, bisa untuk duduk 8 sampai 10 orang.
Menurut Kepala Desa Sikasur, Kusin, dua pohon randu jajar itu sudah berumur sangat tua, ratusan tahun, bahkan sebelum dia lahir pun sudah ada.
"Pohon randu jajar itu umurnya sangat tua, sudah ratusan tahun," kata Kusin.
Dia menambahkan, jika di tempat itu, tepatnya di dalam gua pohon randu, sering ada orang yang melakukan semedi (bertapa) atau semacamnya.
"Tidak tahu tujuannya apa, tapi ya sering ada orang melakukan semedi atau ritual," imbuhnya.
Pohon raksasa randu jajar nampak dari kejauhan berdiri menjulang tinggi di jalan raya Randudongkal-Belik, Pemalang. (Foto: Istimewa)
Beberapa warga berpendapat, jika Randu Jajar itu merupakan sebuah pintu gerbang alam ghaib. Namun tak ada yang dapat menyebutkan alam ghaib yang dimaksud itu.
"Tinggi dan besar banget pohonnya, seperti pintu gerbang," kata Anto, seorang pengendara sepeda motor yang berhenti sekedar untuk memperhatikan, Rabu (23/8/2023).
Cerita misteri dan mitos pohon Randu Jajar pun hingga sekarang masih banyak berkembang di masyarakat dengan beragam kisahnya, namun semua itu masih misteri.
Editor : Aryanto