MEDAN, iNewsPemalang.id - Menyikapi berita viral mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara (USU) Naffa Zahra Muthmainnah yang lulus di Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) memilih mundur untuk kuliah karena tak mampu membayar uang kuliah tunggal (UKT), Rektor USU Prof Dr Muryanto Amin menegaskan komitmen untuk membantu setiap mahasiswa agar terus bisa berkuliah di kampus tertua di Pulau Sumatra tersebut.
Dikutip dari iNews Sumut, Kamis (30/5/2024), menurut Muryanto, pihaknya senantiasa membuka ruang diskusi dan mencari solusi bila ada mahasiswa kesulitan membayar uang kuliah tunggal (UKT).
Muryanto mengatakan, perbaikan data pendaftaran ulang khusus untuk penentuan UKT telah dilakukan dengan prinsip keadilan.
"USU berkomitmen serta memastikan tidak akan ada mahasiswa yang gagal kuliah karena ketidakmampuan membayar UKT,” kata Muryanto, Senin (27/5/2024).
Dia juga berharap kepada media agar dapat menyampaikan informasi akurat untuk menghindari kesalahan penafsiran dari masyarakat tentang kebijakan UKT yang berkeadilan.
Terkait informasi mahasiswi USU terancam gagal kuliah karena mendapat UKT penuh, dia menjelaskan bahwa data yang bersangkutan masih bisa disesuaikan sepanjang data yang disampaikan sesuai.
Dia mengatakan, penyesuaian data mahasiswa akan terus dilakukan. Tim verifikasi UKT USU terus bekerja untuk penyesuaian data mahasiswa.
"Bila data-data yang disampaikan benar, tak perlu khawatir tim verifikasi akan melakukan pengecekan dan bila benar tidak mampu UKT-nya akan diubah,” ujarnya.
Sebelumnya, ramai diberitakan mahasiswi baru USU bernama Naffa Zahra Muthmainnah yang lulus di Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) memilih tak melanjutkan kuliah karena tak sanggup membayar UKT penuh sebesar Rp8,5 juta.
Naffa berasal dari keluarga sederhana, ayahnya sudah meninggal dan ibunya tak bekerja. Biaya hidup sehari-hari dan kuliah nantinya ditanggung abang kandungnya yang kini menjadi tulang punggung keluarga.
Naffa salah menginput data
Berdasarkan hasil pengecekan dari tim verifikator USU pada sistem registrasi UKT, ternyata Naffa Zahra Muthmainnah salah dalam menginput data di form pengajuan UKT.
Naffa memilih UKT Penuh sehingga sistem secara otomatis mengelompokkannya ke dalam UKT 8 yakni sebesar Rp8,5 juta.
Dalam dialog terbuka sebelumnya dengan perwakilan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) USU, Rektor telah menjelaskan kesalahan-kesalahan demikian bisa saja terjadi.
Sebab itu, Rektor memperpanjang masa pembayaran UKT menjadi tanggal 5 Juni 2024 agar UKT yang dijalankan USU benar-benar transparan dan berkeadilan.
Kampus juga masih membuka layanan helpdesk terkait UKT dan sosialisasi mekanisme penyampaian keluhan melalui media sosial instagram @official.usu dengan mencantumkan narahubung agar mahasiswa atau para orangtua/wali bisa terlayani dengan baik.
Selain itu, Rektor juga telah mengundang pengurus BEM untuk berkolaborasi terkait verifikasi data mahasiswa baru yang UKT-nya diklaim tidak berkeadilan.
Pihak USU menegaskan, kemudahan akses komunikasi yang dibuka selebar-lebarnya kepada mahasiswa atau orangtua terkait UKT semata untuk memastikan UKT yang dijalankan di USU telah memenuhi aspek yang berkeadilan, serta yang paling penting memastikan bahwa tidak ada mahasiswa baru gagal kuliah karena tak mampu membayar UKT.
Sejak dibukanya banding UKT, tim verifikator USU sampai saat ini telah melakukan penyesuaian UKT terhadap 253 mahasiswa baru.
Adapun rincian hasil penyesuaian UKT tersebut, level UKT 8 (penuh) sebanyak 23 mahasiswa, level UKT 8 (berkeadilan) 56 mahasiswa, UKT 7 sebanyak 34 mahasiswa, level UKT 6 ada 46 mahasiswa, level UKT 5 ada 51 mahasiswa, level UKT 4 terdiri 29 mahasiswa dan level UKT 3 terdapat 7 mahasiswa.
Dengan adanya penjelasan tersebut oleh Rektor, Naffa Zahra Muthmainnah mengaku berterima kasih kepada manajemen universitas yang langsung mengatensi kekeliruannya dalam pengisian registrasi.
Rektor yang langsung bertemu dengan Naffa kemudian memintanya melapor ke helpdesk UKT yang ada di Biro Rektor USU lantai 1.
"Tidak menyangka bisa langsung bertemu dengan Pak Rektor. Tadi juga disemangati untuk terus bisa kuliah di USU dan UKT-nya bisa disesuaikan dengan kemampuan Keluarga Naffa," ungkap Naffa senang.
Saat bertemu dengan Rektor, Naffa juga menceritakan kronologi ketidaktahuannya dalam melakukan registrasi UKT di USU.
"Jadi minta bantuan sama abang (mengisi data-data UKT), waktu ada pertanyaan ingin UKT berkeadilan atau UKT penuh, sama abang langsung diisi UKT penuh, karena kami sama-sama tidak tahu," imbuhnya.
Naffa yang mengaku masih ingin berkuliah di USU menyebut telah menjelaskan kepada Rektor latar belakang ekonomi keluarganya.
Mendengar cerita dari Naffa, Rektor kemudian menyemangatinya untuk selalu bersemangat kuliah di USU.
Rektor juga menjelaskan proses penyesuaian UKT masih terus dilakukan, artinya bukan karena ada kejadian seperti Naffa baru dilakukan.
"Sekali lagi, apabila ada mahasiswa USU yang terkendala UKT-nya, USU memastikan membuka ruang untuk transparansi, ruang komunikasi dibuka selebar-lebarnya agar setiap mahasiswa USU benar-benar mendapatkan UKT yang berkeadilan," tandasnya.
Editor : Aryanto