get app
inews
Aa Text
Read Next : Dihujat Netizen karena Ingin Meraup Untung Gede! Baim Mengaku Salah, ini Curhatan Baim pada Densu

YouTube Perketat Aturan Monetisasi: Konten "Tidak Otentik" Jadi Target Utama!

Jum'at, 18 Juli 2025 | 18:51 WIB
header img
Aturan monetisasi YouTube diperketat, konten "tidak otentik" jadi target utama. Foto: Ilustrasi/ Freepik

JAKARTA, iNewsPemalang.id - Platform berbagi video raksasa, YouTube, secara resmi memperketat aturan main bagi para kreator konten yang tergabung dalam Program Partner YouTube (YPP). Mulai Selasa, 15 Juli 2025, sejumlah jenis konten yang dianggap tidak orisinal dan berulang tidak akan lagi memenuhi syarat untuk dimonetisasi.

Inti dari kebijakan baru ini adalah penegasan kembali bahwa orisinalitas merupakan syarat mutlak untuk monetisasi. YouTube memperbarui pedomannya untuk lebih efektif mengidentifikasi dan menyaring konten yang bersifat repetitif, diproduksi secara massal, atau memiliki nilai tambah yang minim.

"Pada tanggal 15 Juli 2025, YouTube akan memperbarui pedoman kami untuk lebih baik mengidentifikasi konten yang diproduksi massal dan berulang. Perubahan ini lebih mencerminkan seperti apa konten yang 'tidak otentik' pada saat ini," demikian pernyataan resmi perusahaan.

Mengapa Kebijakan Ini Diterapkan? Rene Ritchie, selaku Head of Editorial & Creator Liaison YouTube, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan pembaruan minor dari kebijakan YPP yang sudah berlaku lama. Tujuannya adalah untuk mempertajam kemampuan sistem dalam menyaring konten berkualitas rendah yang kerap dianggap sebagai spam oleh penonton.

"Ini adalah pembaruan minor dari kebijakan YPP untuk membantu mengidentifikasi ketika konten ini diproduksi secara massal atau berulang. Konten-konten ini sudah tidak memenuhi kriteria monetisasi selama bertahun-tahun," ujar Ritchie dalam sebuah video penjelasan.

Dengan kata lain, kebijakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pendapatan iklan benar-benar mengalir kepada kreator yang menyajikan karya asli dan kreatif, bukan kepada mereka yang hanya mendaur ulang materi milik orang lain tanpa perubahan yang signifikan.

Secara spesifik, para kreator yang mengunggah jenis konten berikut akan terdampak langsung:

  • Konten Daur Ulang: Video yang hanya menampilkan materi milik pihak lain tanpa adanya narasi, ulasan, atau nilai edukasi orisinal. Contohnya, sekadar menampilkan teks yang disalin dari situs berita atau kompilasi klip video orang lain.
  • Modifikasi Minimal: Konten seperti lagu yang hanya diubah kecepatan atau nadanya, namun secara substansial masih identik dengan karya aslinya.
  • Konten Repetitif: Video-video yang templatnya sama persis dengan variasi yang sangat minim, seperti slideshow gambar atau teks bergulir tanpa komentar atau narasi yang berarti.

Selain itu, YouTube juga akan menghapus kategori "iklan pada konten sensitif". Pengguna yang saat ini memakai pengaturan tersebut diberi waktu hingga 15 Agustus 2025 sebelum pengaturan pemblokiran tersebut tidak lagi berlaku.

Editor : Aryanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut