Menyaksikan Kirab Malam 1 Sura, Peringatan Tahun Baru Jawa dan Berbagai Tradisinya

Arimbi Haryas Prabawanti
Menyaksikan Kirab Malam 1 Sura, Peringatan Tahun Baru Jawa dan Berbagai Tradisinya

PEMALANG, iNews.id - Keraton Kasunana menggelar Kirab Pusaka Malam 1 Sura dalam rangka menyambut datangnya Tahun Baru Jawa 1 Suro Ehe 1956.

Menurut pantauan iNews di lokasi, sebanyak 4 kebo bule (kerbau albino) dan 8 pusaka ikut dalam acara tersebut.

Barisan dipimpin 2 kebo bule jantan dan 2 kebo bule betina, di belakangnya terlihat Kyai Slamet disusul 7 pusaka lainnya yang diiringi para peserta kirab.

Para peserta yang ikut terlihat mengenakan kebaya dan beskap berwarna hitam, lengkap dengan jarik dan gelung (konde) serta blangkon.

Sesuai adat di Kasunanan, bagi peserta kirab laki-laki mengenakan blangkon cekok mondol dan para perempuan mengenakan gelung tekuk cunduk penyu.

Tak hanya para peserta kirab yang antusias, masyarakatpun turut menyemarakkan upacara adat sakral yang sempat vakum selama 2 tahun akibat pandemi.

Nampak dari banyaknya masyarakat yang rela berdesakan bahkan saling gendong untuk menyaksikan kirab 1 Sura.

Selain itu, acara tersebut juga dihadiri Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka beserta jajarannya.

Sebelum diarak kebo bule diberi makan ketela pohon dan sayur mayur.

Uniknya, 4 ember kopi dan air kembang juga disiapkan di pintu masuk untuk minuman kebo bule.

Kemudian, tepat pukul 00.00 WIB, bersamaan dengan dibunyikannya lonceng yang berada di Kori Kamandungan, kirab pusaka pun dimulai.

Adapun rute yang dimaksud yakni Kori Kamandungan Keraton Solo menuju Supit Urang lalu ke Jalan Pakoe Boewono, Gapura Gladag, menuju Jalan Jendral Sudirman.

Kemudian, ke timur menuju Jalan Mayor Kusmanto, belok ke arah selatan menuju Jalan Kapten Mulyadi.

Selanjutnya, Kirab Pusaka Malam 1 Suro akan berjalan ke barat menuju Jalan Veteran, belok ke utara menuju Jalan Yos Sudarso.

Kemudian, ke Timur menuju Jalan Slamet Riyadi, belok ke selatan menuju Jalan Pakoe Boewono, dan kembali ke Keraton Kasunanan.

Meski sepanjang rute perjalanan banyak yang mengabadikan gambar, para penonton dilarang menggunakan flash lantaran bisa mengganggu pengelohatan kebo bule saat berjalan.

Para penonton yang menggunakan baju merah pun dilarang untuk berada di depan karena diyakini bisa membuat kebo bule gelisah. 

 

 

 

 

 

Editor : Anila Dwi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network