PEMALANG, iNews.id - Berbohong termasuk perbuatan dosa yang tak dapat dianggap remeh. Kebiasaan berbohong adalah penyakit yang dalam Islam merupakan perbuatan yang haram.
Bahkan, kebiasaan berbohong dapat menjauhkan si pelakunya dari keimanan.
Nabi Muhammad SAW menyatakan, bahwa dosa berdusta (berbohong) mengiringi dosa syirik dan durhaka kepada orang tua.
Rasulullah memperingatkan kepada umatnya akan pedihnya siksa kubur yang akan menimpa seseorang yang suka berbohong.
Aku melihat dalam mimpi dua orang Malaikat, keduanya berkata :
“Orang yang engkau lihat mulutnya dikoyak hingga telinga, adalah seorang pembohong. Ia berbohong hingga kebohongannya tersebut dibebankan kepadanya hingga mencapai ufuk, maka dibuatlah ia diberi beban seperti itu hingga hari kiamat.” (HR. Bukhari)
Pernyataan Nabi Muhammad SAW tersebut menunjukan bahwa berbohong adalah termasuk dosa-dosa besar yang paling besar.
Sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al-Bukhâri, no. 2654, 5976, dan Muslim, no. 143/87:
Dari Abdurrahman bin Abi Bakrah, dari bapaknya radhiyallahu anhu, dia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Perhatikanlah (wahai para Sahabat), maukah aku tunjukkan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya tiga kali.
Kemudian para Sahabat mengatakan : “Tentu wahai Rasulullah.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua.”
Sebelumnya Beliau bersandar, lalu Beliau duduk dan bersabda : “Perhatikanlah! dan perkataan palsu (perkataan dusta)”,
Beliau selalu mengulanginya sampai kami berkata : “Seandainya Beliau berhenti”. (HR. Al-Bukhâri, no. 2654, 5976, dan Muslim, no. 143/87)
Demikian juga dusta merupakan sifat menonjol orang munafik, bukan sifat orang Mukmin. Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Tanda orang munafik ada tiga: Jika dia bercerita, dia berdusta; jika dia berjanji, dia menyelisihi; dan jika dia diberi amanah, dia berkhianat”. (HR. Al-Bukhâri, no. 33, 2682, 2749, 6095; Muslim, no. 107/59, 108/59)
Editor : Abdul
Artikel Terkait