JAKARTA, iNewsPemalang.id - Mahar Kaesang Pangarep kepada istrinya, Erina Gudono sempat menjadi perbincangan publik. Pasalnya, mahar berupa logam mulia dan uang tunai senilai Rp.300 ribu dinilai memiliki filosofi yang unik.
Diketahui, logam mulia dengan berat 64 gram dipecah menjadi empat keping, diantaranya 10 gram, 12 gram, 20 gram dan 22 gram yang menandakan tanggal pernikahan keduanya.
Kemudian, uang tunai senilai Rp.300 ribu juga terlihat berjejer rapi di dalam sebuah bingkai dengan nomor seri yang cukup terstruktur. Mulai dari KSE101222, ESG111296, dan KSP251294.
Nomor seri itulah yang sempat disorot publik, dimana KSE101222 merupakan sebuah singkatan nama Kaesang dan Erina serta tanggal pernikahan keduanya yakni 10 Desember 2022.
Lalu, ESG111296 memiliki arti nama Erina Sofia Gudono beserta tanggal lahirnya. Serta KSP251294 yang berarti nama Kaesang Pangarep dan juga hari kelahirannya.
Tersebar rumor, bahwa uang mahar tersebut memang sengaja dicetak oleh Bank Indonesia untuk anak presiden itu.
Sehingga, hal ini dianggap menyalahi aturan, yang mana Bank Indonesia merupakan bank independen dan bebas dari campur tangan pemerintah ataupun pihak lainnya.
Sejumlah politisi pun ikut mengomentari peristiwa ini, mulai dari Rocky Gerung, Mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli, hingga Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu.
Menanggapi itu Bank Indonesia akhirnya buka suara. Menurutnya, uang tersebut tidak dengan sengaja dicetak untuk pernikahan Kaesang dan Erina.
Melainkan, pihaknya mengambil uang dari khazanah (tempat penyimpanan uang kertas dan logam milik Bank Indonesia) dan mencarikannya sesuai nomor seri yang diminta.
"Bukan pesen khusus lalu kami cetak baru, tetapi dari stock yang ada bisa kami carikan," ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya, Jumat (16/12).
Erwin juga menjelaskan bahwa setiap uang kertas yang dicetak BI memiliki nomor seri khusus, sehingga dipastikan tidak ada nomor seri ganda.
Nomor seri khusus itu menerapkan pola kombinasi berurutan alias aritmetik mengikuti urutan huruf dan angka.
Selanjutnya, uang tersebut kemudian disimpan di dalam khazanah sebagai persediaan uang nasional.
"Uang Rupiah yang telah dicetak tersebut, selanjutnya disimpan di khazanah Bank Indonesia untuk menjadi persediaan uang nasional dan memenuhi kebutuhan layanan kas," jelasnya.
Erwin bahkan menegaskan bahwa pemberian uang dengan seri khusus tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Ia akan mempertimbangkan momentum spesial yang menjadi pusat perhatian publik.
"Hal ini sebagai sarana untuk memperkenalkan uang Rupiah yang merupakan simbol kedaulatan negara sekaligus representasi keluhuran budaya bangsa (kampanye Cinta, Bangga, Paham Rupiah)," pungkas Erwin.
Editor : Lazarus Sandya Wella
Artikel Terkait