PEMALANG, iNewsPemalang.id - Bupati Pemalang Anom Widiyantoro bersama Wakil Bupati Nurkholes melakukan jamasan pusaka-pusaka dan kereta kencana milik kabupaten Pemalang. Tradisi yang sudah menjadi agenda tahunan di bulan Sura atau Muharram ini berlangsung pada Senin (7/7/2025).
Pusaka-pusaka berupa keris dan tombak, serta dua kereta kencana milik Kabupaten Pemalang itu dijamas sebagai bentuk memelihara warisan leluhur, serta pelestarian budaya yang memiliki makna nilai yang luhur.
Tradisi jamasan bagi masyarakat Jawa bukanlah hal yang asing. Jamasan dalam bahasa Jawa memiliki arti memandikan atau membersihkan.
Jamasan pusaka dilakukan pada waktu dan dengan tata cara tertentu. Dalam budaya Jawa, jamasan pusaka dilakukan dengan upacara adat, yang biasanya dilakukan pada bulan Sura (Muharram) menurut kalender Jawa.
Pusaka-pusaka atau benda-benda yang dianggap sakral dan memiliki nilai warisan, baik secara historis maupun spiritual, pada acara jamasan akan dibersihkan dan diberi wewangian seperti kembang dan minyak.
Jamasan dalam budaya Jawa memiliki makna spiritual yang tinggi. Selain untuk membersihkan benda dari kotoran dan karat, jamasan pusaka juga dipercaya dapat membersihkan energi negatif, dan memperkuat nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam benda pusaka tersebut.
Di Kabupaten Pemalang, pusaka-pusaka seperti keris, tombak dan sejenisnya, serta kereta kencana, yang merupakan peninggalan atau warisan leluhur hingga saat ini masih dijaga dengan baik.
Ada dua kereta kencana peninggalan di Kabupaten Pemalang, yakni kereta kencana Kyai Seto Mraman, yang merupakan tunggangan Bupati, dan kereta kencana Kyai Turonggo Jati, untuk Wakil Bupati.
Usia pusaka-pusaka keramat milik Kabupaten Pemalang tersebut konon usianya sudah sekitar 450 tahun.
Editor : Aryanto
Artikel Terkait
