JAKARTA, iNewsPemalang.id - Sebuah fenomena unik tengah menjadi perbincangan hangat di Indonesia, di mana bendera bajak laut dari serial anime populer "One Piece" dikibarkan oleh sejumlah warga, bahkan menggantikan Bendera Merah Putih. Tren ini memicu pro dan kontra, serta menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk para politisi.
Popularitas anime "One Piece" di Indonesia memang tak terbantahkan. Penggemarnya berasal dari berbagai generasi, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, bahkan beberapa tokoh politik ternama juga mengaku sebagai penggemar setia.
Presiden Prabowo Subianto, misalnya, mengakui pernah menontonnya, sementara Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka terlihat mengenakan atribut "One Piece". Mantan calon wakil presiden Anies Baswedan adalah penggemar loyal, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani bahkan pernah meniru gaya tokoh utamanya, Monkey D. Luffy.
Namun, fenomena pengibaran bendera "One Piece" di berbagai lokasi telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Anggota Komisi III DPR RI, Firman Subagyo, menilai tindakan ini berbahaya dan berpotensi memicu konflik politik. Ia menyarankan agar bendera-bendera tersebut dilarang dan disita, karena dianggap sebagai upaya untuk memecah belah bangsa menjelang peringatan hari kemerdekaan ke-80 Indonesia.
Meskipun demikian, interpretasi terhadap fenomena ini terbelah. Di media sosial, beberapa warganet mengaitkannya dengan kritik sosial dan politik terhadap kondisi bangsa. Namun, bagi para penggemar, bendera dan simbol "One Piece" justru memiliki makna positif tentang persahabatan, kesetiaan, dan kebebasan berekspresi.
Perdebatan ini menyisakan pertanyaan besar: apakah pengibaran bendera "One Piece" hanyalah luapan ekspresi dari para penggemar, atau justru menjadi alat yang digunakan pihak-pihak tertentu untuk tujuan yang merusak persatuan bangsa?.
Editor : Aryanto
Artikel Terkait