PEMALANG, iNewsPemalang.id - Setiap tanggal 17 Agustus, bangsa Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan sebagai momen bersejarah ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan. Namun, sebelum perayaan resmi digelar pada pagi harinya, ada sebuah tradisi yang dilestarikan di beberapa daerah, terutama di Jawa, yaitu wungon pada malam 17 Agustus.
Apa Itu Wungon?
"Wungon" berasal dari bahasa Jawa yang berarti berjaga atau tidak tidur sepanjang malam. Dalam konteks peringatan Hari Kemerdekaan, wungon merujuk pada kegiatan berjaga dan berdoa bersama di malam menjelang 17 Agustus, sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan bangsa.
Wungon biasanya dilakukan dalam suasana khidmat, dihadiri oleh warga masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, serta perangkat desa atau kelurahan. Kegiatan ini bisa dilakukan di balai desa, masjid, atau rumah warga secara bergiliran.
Rangkaian Kegiatan dalam Wungon
Wungon bukan sekadar berjaga malam, tetapi juga diisi dengan berbagai kegiatan yang bersifat reflektif dan religius, seperti:
- Pembacaan doa bersama untuk arwah para pahlawan.
- Tahlilan atau pengajian dalam tradisi Islam.
- Renungan kemerdekaan, di mana peserta mengenang kembali perjuangan bangsa.
- Pentas seni dan budaya, seperti wayang kulit, macapat, atau musik tradisional.
- Nonton bareng film perjuangan, untuk generasi muda agar tidak melupakan sejarah.
Beberapa tempat bahkan mengadakan tirakatan, yaitu laku prihatin seperti puasa atau tidak tidur semalam suntuk, sebagai bentuk penghormatan dan introspeksi diri.
Makna Filosofis Wungon
Tradisi wungon mengandung nilai-nilai yang sangat dalam:
- Rasa syukur atas nikmat kemerdekaan yang diraih dengan pengorbanan besar.
- Penghormatan kepada para pahlawan yang gugur di medan perang.
- Pemersatu masyarakat, karena dilakukan bersama-sama tanpa membedakan status sosial.
- Pendidikan karakter, terutama bagi generasi muda untuk mencintai tanah air dan menghargai sejarah.
Menjaga Tradisi di Era Modern
Di era modern ini, wungon menjadi pengingat agar masyarakat tidak sekadar merayakan kemerdekaan dengan euforia dan lomba-lomba saja, tetapi juga dengan merenung dan bersyukur. Banyak sekolah dan organisasi kepemudaan yang mulai menghidupkan kembali tradisi ini, sebagai bagian dari pendidikan karakter dan nasionalisme.
Warisan Budaya Sarat Makna
Wungon malam 17 Agustus bukan sekadar tradisi lama, melainkan warisan budaya yang sarat makna. Ia mengajarkan kita bahwa kemerdekaan bukan hadiah, melainkan hasil dari perjuangan yang panjang dan berat. Melalui wungon, kita diajak untuk tidak melupakan sejarah, serta menumbuhkan rasa syukur dan cinta tanah air di dalam hati setiap generasi.
Editor : Aryanto
Artikel Terkait