PEMALANG, iNews.id - Komisi Eropa telah mendukung tawaran Ukraina untuk diberikan status pencalonan untuk bergabung dengan UE - membawanya selangkah lebih dekat untuk bergabung dengan blok tersebut.
"Pekerjaan baik telah dilakukan" oleh Ukraina, tetapi lebih banyak dibutuhkan, kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Ukraina harus membuat reformasi "penting" - tentang supremasi hukum, oligarki, hak asasi manusia dan pemberantasan korupsi, tambahnya.
Status pencalonan adalah langkah penting untuk bergabung dengan UE, namun seluruh prosesnya bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Rekomendasi dari Komisi Eropa masih perlu ditandatangani oleh 27 negara anggota UE, yang bertemu untuk membahasnya minggu depan.
Para pemimpin Prancis, Jerman dan Italia telah mendukung tawaran Ukraina, tetapi keputusan itu harus bulat.
Setelah Pengumuman itu muncul sehari para pemimpin Prancis, Jerman, Italia, dan Rumania mengunjungi Kyiv dan mendukung tawaran Ukraina untuk bergabung dengan UE sebuah mosi kepercayaan besar bagi Ukraina bahwa keputusan hari ini tak terelakkan.
Sementara itu di Rusia, Kremlin sangat memperhatikan upaya Ukraina untuk bergabung dengan UE.
Perkembangan itu "membutuhkan perhatian kita yang tinggi, karena kita semua menyadari intensifikasi diskusi di Eropa tentang masalah penguatan komponen pertahanan UE", juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dilansir dari bbc.com
Tetangga Ukraina, Moldova dan Georgia keduanya negara bekas Soviet juga mengajukan keanggotaan UE tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina, khawatir bahwa negara-negara lain yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet akan menjadi yang berikutnya.
Ms Von der Leyen mengumumkan dukungan untuk Moldova salah satu negara termiskin di Eropa untuk pindah ke status pencalonan, tapi tidak Georgia.
"[Moldova] berada di jalur pro-reformasi, anti-korupsi, dan Eropa yang nyata," kata Ursula von der Leyen.
"Georgia sekarang harus bersatu secara politik untuk merancang jalan yang jelas menuju reformasi struktural dan UE."
Ada lima negara yang saat ini memiliki status pencalonan UE yaitu Albania, Makedonia Utara, Montenegro, Serbia, dan Turki.
Editor : Anila Dwi