Mengenal Asal Usul Nanas Madu yang Menjadi Ikon Kabupaten Pemalang: Sejak Kapan?

Ciri khas buah ini meliputi jumlah mata buah yang relatif sedikit, yakni antara 3 hingga 7 mata per baris, dengan berat per buah sekitar 0,35–0,7 kg. Ukurannya lebih kecil dibandingkan nanas Queen lainnya, dan bentuk matanya cenderung tidak bulat.
Pada awalnya, buah ini dikenal dengan sebutan “nanas batu” karena ditanam di lahan berbatu. Namun, karena rasanya yang sangat manis, sebutan tersebut berganti menjadi “nanas madu”.
Untuk melindungi produk ini serta memberikan kepastian hukum bagi petani, pengolah, dan pedagang, Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Nanas Madu Pemalang, dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Pemalang, mengajukan permohonan sertifikasi Indikasi Geografis.
Perlindungan ini tidak hanya menjamin hak ekonomi bagi produsen lokal, tetapi juga memastikan kualitas produk yang diterima oleh konsumen sesuai dengan standar hukum dan harapan pasar.
Menurut data dari Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang, saat ini terdapat lebih dari 2.000 hektare lahan pertanian nanas madu di daerah tersebut. Lahan-lahan ini tersebar di empat kecamatan: Belik, Watukumpul, Moga, dan Pulosari.
Editor : Aryanto