get app
inews
Aa Text
Read Next : Gempar! Pesawat Latih Jatuh di Pemukiman Warga Ciampea, Perwira Tinggi TNI AU Gugur, Satu Kritis

Marsma TNI Fajar Adriyanto Wafat, TNI AU Kehilangan Sosok Inspiratif dan Visioner

Minggu, 03 Agustus 2025 | 19:05 WIB
header img
Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto. Foto: Dok.net

JAKARTA, iNewsPemalang.id — TNI Angkatan Udara berduka. Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat ringan saat menjalani kegiatan olahraga dirgantara di kawasan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (3/8) pagi.

Pesawat microlight dengan registrasi PK-S216 yang diterbangkan almarhum jatuh sekitar pukul 09.00 WIB. Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma TNI I Nyoman Suadnyana, pesawat telah menjalani prosedur pengecekan sebelum terbang. Namun, kurang dari satu jam setelah lepas landas, pesawat jatuh menghantam tanah dan menimbulkan suara gemuruh yang terdengar hingga ke permukiman warga.

Kepergian Marsma Fajar meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar TNI AU, para sahabat, dan semua yang pernah mengenalnya. Bukan hanya sebagai penerbang tempur atau pejabat militer, almarhum dikenal sebagai sosok pemimpin yang menginspirasi lewat dedikasi, integritas, dan kerendahan hati.

"Beliau adalah figur yang tak pelit ilmu, selalu terbuka berbagi wawasan, terutama soal strategi pertahanan udara," ujar pengamat pertahanan Iwan Septiawan. Ia menyebut almarhum sebagai pribadi hangat dan bersahaja, namun teguh dalam prinsip.

Marsma Fajar pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispensau) dan dikenal sebagai tokoh inovatif dalam bidang komunikasi militer. Di bawah kepemimpinannya, TNI AU mengembangkan platform informasi yang lebih modern dan terbuka, termasuk kehadiran kanal Airmen AU dalam bentuk radio dan media sosial, yang mendekatkan institusi militer dengan masyarakat.

Selain itu, almarhum juga aktif membina komunitas penerbangan sipil, termasuk Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI), dan menjadi penggagas film patriotik Srigala Langit, yang mengangkat kisah perjuangan prajurit udara sekaligus membangkitkan semangat nasionalisme.

Salah satu aksi heroiknya yang paling dikenang terjadi dalam insiden udara Bawean pada 3 Juli 2003. Saat itu, sebagai penerbang F-16 dengan callsign Falcon 1, Kapten Fajar menghadapi dua jet tempur F-18 Hornet milik militer Amerika Serikat yang melanggar wilayah udara Indonesia. Dalam situasi berisiko tinggi, ia dan timnya berhasil merespons secara profesional dan tanpa bentrokan, sehingga insiden dapat diakhiri tanpa eskalasi. Aksi tersebut hingga kini dipandang sebagai simbol ketegasan dan keberanian TNI AU dalam menjaga kedaulatan nasional.

Editor : Aryanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut