Tragedi G30S PKI: Kudeta Gagal yang Mewarnai Sejarah Kelam Indonesia
Dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung Syamsuri, anggota Cakrabirawa (pasukan pengawal presiden), aksi penculikan dilakukan terhadap:
Dari ketujuh korban, enam orang dibunuh dan jenazah mereka dibuang ke sumur tua di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Sementara itu, Jenderal A.H. Nasution berhasil lolos dari upaya penculikan, meskipun putrinya, Ade Irma Suryani, menjadi korban dalam insiden tersebut.
Upaya Kudeta dan Gagalnya Ambisi PKI
Setelah menculik dan membunuh para jenderal, kelompok G30S/PKI menguasai gedung Radio Republik Indonesia (RRI) dan menyiarkan pengumuman yang menyebut bahwa mereka sedang "menyelamatkan revolusi" dari ancaman Dewan Jenderal yang disebut ingin merebut kekuasaan dari Presiden Soekarno.
Namun upaya ini justru memicu respons cepat dari militer, khususnya Kostrad di bawah pimpinan Mayor Jenderal Soeharto. Dalam waktu singkat, militer berhasil mengendalikan situasi, menumpas gerakan, dan memulihkan keamanan nasional.
Jenazah para perwira tinggi yang diculik ditemukan terkubur di sumur Lubang Buaya pada 3 Oktober 1965. D.N. Aidit, pimpinan PKI, ditangkap di Solo pada 22 November dan dieksekusi sehari kemudian.
Pemerintah kemudian mengambil langkah tegas. Pada 12 Maret 1966, Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden No. 1/3/1966 yang secara resmi membubarkan PKI dan melarang ideologi komunisme di Indonesia.
Editor : Aryanto