"Ini tak lepas dari sejumlah faktor di antaranya pengalaman Indonesia dalam menggelar event olahraga internasional seperti Asian Games dan Asian Paragames 2018," katanya.
Selain itu, sambung Amali, juga faktor Kota Solo sudah memiliki pengalaman menggelar ASEAN Paragames pada 2011.
Sebagai informasi, kesuksesan Indonesia menyelenggarakan ASEAN Paragames 2022, semakin lengkap dengan menyandang status juara umum.
Dari lima gelaran ASEAN Paragames sebelumnya, baru kali ini tuan rumah keluar sebagai pengoleksi emas terbanyak.
Menurut Menpora, capaian medali emas Indonesia yang mencapai 175 keping adalah pencapaian tertinggi sepanjang sejarah sejak penyelenggaraan ASEAN Paragames pertama pada 2001.
Untuk diketahui, Indonesia menggantikan Vietnam yang seharusnya menjadi tuan rumah pada 2021. Setelah Vietnam mundur, Indonesia resmi ditunjuk pada 23 Februari 2022.
Kegiatan olahraga multi-event yang bertema 'striving for equality' ini diikuti 1907 orang terdidiri 1248 atlet dan 659 ofisial. ASEAN Paragames ini mempertandingkan 14 cabang olahraga dengan 457 nomor pertandingan dan memperebutkan 1260 medali emas, perak dan perunggu.
"Pada akhirnya resmi menjadi juara umum dengan perolehan 175 medali emas, 144 medali perak, 106 medali perunggu dengan total perolehan 425 adalah kontingen Indonesia,"
kata Amali.
Amali juga mengatakan, ASEAN Paragames digelar dengan semangat tolerasi, kebersamaan dan kerja sama untuk membawa kebahagiaan kepada atlet dan masyarakat di ASEAN.
Dia berharap meski ASEAN Paragames Solo 2022 telah berakhir, dan para peserta akan meninggalkan Solo, mereka akan datang lagi ke Solo dan mengenangnya sebagai kota yang Indah.
"Sampai ketemu di ASEAN Paragames di Kamboja," katanya.
Selanjutnya upacara ditutup dengan penyerahan bendera APSF oleh Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka secara bersambung hingga kepada perwakilan dari Kamboja.
Editor : Anila Dwi
Artikel Terkait