PEMALANG, iNews.id - Banyak nelayan di Kabupaten Pemalang mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan bakar jenis solar untuk kapal mereka.
Keluhan sulitnya mendapatkan bahan bakar itu diungkapkan oleh para nelayan di Desa Mojo, Kabupaten Pemalang.
Penyesuaian harga BBM atau yang lebih dipahami oleh masyarakat sebagai kenaikan harga bahan bakar, dan terbatasnya ketersediaan bahan bakar jenis solar bagi kebutuhan kapal nelayan di Desa Mojo Kabupaten Pemalang, membuat para nelayan di wilayah tersebut mengeluh.
Pasalnya, sulitnya mendapatkan BBM jenis solar karena terbatasnya ketersediaan, membuat kebutuhan kapal nelayan di Desa Mojo Kabupaten Pemalang tidak terpenuhi, hingga berdampak pada aktifitas mereka dalam mengais rejeki.
Hal tersebut membuat sekumpulan masyarakat yang mengatasnamakan 'Nelayan Bersatu Pemalang Timur' berencana akan menggelar aksi unjuk rasa pada minggu mendatang, diperkirakan hari Senin (3/10/2022).
Salah seorang nelayan dari Desa Mojo, Suyitno (40), mengaku kesulitan untuk mendapatkan solar di SPBN setelah ada kenaikan atau penyesuaian harga BBM.
Dikatakan Suyitno, solar yang sebelumnya bisa dengan mudah didapatkan di SPBU Pantura, kini tidak bisa lagi didapatkan lantaran tidak diperbolehkan membeli BBM menggunakan jerigen.
Bahkan, menurut Suyitno, nelayan yang tidak bisa membeli solar di SPBU Pantura akhirnya terpaksa membeli Solar di SPBN Desa Mojo hanya 35 ribu liter per bulan.
Namun, kata Suyitno, jumlah tersebut tidak bisa memenuhi Kuota kebutuhan nelayan sebanyak 600 Kapal yang tersebar di Desa Mojo, Pesantren Timur, Ketapang, Blendung serta Desa Limbangan.
"Sebelum harga solar naik, nelayan disini sebagian membeli solar di SPBU Pantura, tetapi karena adanya larangan membeli solar dengan menggunakan jerigen maka sekarang terpusat di SPBN Mojo," ucapnya, Kamis (29/9/2022).
Sulitnya mendapatkan BBM, membuat nelayan di Desa Mojo dan sekitarnya berencana akan menggelar aksi mendatangi dan mengajukan tuntutan kepada Plt Bupati Pemalang Mansur Hidayat dan Dinas terkait pada Senin (3/10/2022) minggu mendatang.
Sementara, Andi Rustono selaku kordinator aksi Nelayan Bersatu mengatakan, Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang mestinya memperhatikan dan merespon dengan cepat, serta mengidentifikasi persoalan-persoalan yang dihadapi nelayan termasuk Ketersediaan solar nelayan.
"Rata-rata, kapal nelayan memiliki kebutuhan antara 60 sampai 90 liter untuk satu kali pulang pergi menangkap ikan. Terkait hal tersebut, kami meminta Pemerintah Daerah harus merespon cepat atau kami bersama para nelayan akan turun ke jalan menuntut Plt Bupati Pemalang dan Dinas terkait lainnya," ucap Andi Rustono.
Editor : Abdul
Artikel Terkait