Diketahui, selain karena wilayah geografis perbedaan kedua bahasa ini juga dipengaruhi oleh kondisi politik kerajaan. Dimana Kerajaan Mataram yang berhasil menundukkan Kerajaan Galuh Purba kemudian membuat kebijakan mengenai kedisiplinan dalam bertutur kata.
Dari kebijakan tersebut, muncullah tiga tingkatan bahasa seperti “kromo alus”, “kromo lugu”, dan “ngoko”. Sehingga wilayah terdekat dengan pusat pemerintahan Mataram otomatis mengalami perubahan dalam berbahasa.
Sementara itu, wilayah Jawa Tengah bagian barat yang letaknya jauh dari pusat pemerintahan tidak begitu terpengaruh oleh aturan tingkatan bahasa. Hal ini lah yang menyebabkan Bahasa Ngapak disebut sebagai bahasa murni orang jawa atau yang disebut dengan Jawadwipa.
Heru Satoto selaku pengamat budaya juga menambahkan bahwa bahasa yang digunakan dalam dialek Mbandhek merupakan bahasa baku yang telah mengalami lima tahap perubahan perkembangan sejarah. Sedangkan Bahasa Ngapak adalah bahasa yang tidak terdampak pengaruh politik, alias Bahasa Jawa asli.
Editor : Sandi
Artikel Terkait