Menurutnya, berjualan sayur juga sempat dilakukan oleh kakak Adia. Namun, ia kemudian bekerja dengan salah satu tetangganya. Sehingga, aktivitas tersebut akhirnya dilanjutkan oleh Adia.
"Sayuran itu ditanam oleh ayahnya, tanahnya hasil dari sewakelola gitu. Bapaknya sakit prostat, dulu nggak bisa jalan, sekarang sudah mulai sembuh sedikit sedikit. Adia berjualan dari kelas 3 SMP dia mulai berjualan. Dulu yang jualan kakanya, dulu jualannya bareng-bareng," kata Taufik.
Di samping itu, Adia mengaku bahwa dirinya hanya mempunyai satu seragam sekolah. Ia kerap menyisihkan penghasilannya sebagai penjual sayur untuk membeli seragam baru.
"Adia hanya punya satu seragam, inisiatif hasil jualan Adia suka menyisihkan uang Rp 5 ribu kadang Rp 2 ribu, ingin punya seragam. Adia berangkat sekolah jam 06.00 WIB pakai seragam ini, berjualan sampai jam 07.30 WIB masuk sekolah. Ketika sayuran masih tersisa Adia melanjukan berjualan pakai seragam ini juga," kata Adia.
"Ketika pulang kalau basah Adia jemur seragam di dekat lampu biar cepat kering, kadang pakai lampu biar buat besok pakai sekolah lagi," imbuhnya.
Editor : Lazarus Sandya Wella
Artikel Terkait