PEMALANG, iNewsPemalang.id - Nelayan tradisional di Kabupaten Pemalang mengeluhkan hasil tangkapan ikan belakangan ini kian menurun, sehingga penghasilan mereka sangat minim, tidak sebanding dengan biaya operasional untuk bahan bakar minyak (BBM) solar yang jauh lebih besar.
Salah satu nelayan, Wajud warga Asemdoyong mengatakan, nelayan saat ini sangat terpuruk akibat hasil tangkapan ikan sangat sedikit.
Sejumlah faktor penyebab yang dihadapi nelayan belum teratasi, di antaranya pendangkalan muara sungai yang mengakibatkan kapal-kapal nelayan sering kandas hingga mengalami kerusakan.
Kondisi dermaga Asemdoyong semakin sempit akibat bertambahnya kapal nelayan, Rabu (9/10/2024). Foto: Santiaji Pangestu
"Permasalahannya juga muara, muaranya dangkal sehingga kapal sering kandas dan kapal sering rusak, selain itu dermaga juga sempit jadi kapal susah keluar masuknya," kata Wajud pada iNews.id di dermaga Asemdoyong, Rabu (9/10/2024).
"Kapal sering kandas karena muara dangkal, akhirnya kapal jadi rusak, kipas sering pada putus, jadikan merugikan nelayan," sambungnya.
Faktor lainnya menurut Wajud ialah tempat pembongkaran ikan yang kurang luas, dermaga saat ini menjadi sempit karena kapal bertambah semakin banyak.
"Pembongkaran ikan kurang luas, dermaga sini kan sudah sempit kapal, jadi agak sempit lah pokoknya, desak-desakan begitu," ujarnya.
Wajud berharap Pemerintah Kabupaten Pemalang bisa menata lokasi di dermaga Asemdoyong, agar kapal-kapal nelayan tidak lagi berdesakan dan menyebabkan kapal menjadi rusak.
Editor : Aryanto
Artikel Terkait